Wacana larangan penyerang asing di Liga 1 musim 2019 mendapat tanggapan dari pelatih Perseru Serui, I Putu Gede. Menurutnya, larangan penyerang asing tidak efektif dan justru membuat nilai kompetisi menurun.
Wacana soal pemakaian striker lokal ini muncul dari PT Liga Indonesia Baru sebagai operator Liga 1.
Larangan tersebut sebagai respons minimnya penyerang lokal berkualitas di Liga 1. Akibatnya, Timnas Indonesia pun kekurangan stok penyerang tajam.
(Baca Juga: Bertemu Valentino Jebret Simanjuntak, Ekspresi Kevin Sanjaya Curi Perhatian Netizen)
“Saya pikir pelarangan penyerang lokal itu tidak akan efektif karena itu bisa saja disiasati. Misalnya dengan menaturalisasi pemain asing. Sebagaimana diketahui, naturalisasi sekarang semakin banyak. Sama saja jadinya,” buka Putu Gede.
(Baca Juga: Eksklusif Jonatan Christie: Kekasih, Olimpiade, Juara Dunia, dan Bangkit dari Keterpurukan)
Menurutnya, keinginan memunculkan penyerang lokal berkualitas tidak perlu disertai dengan larangan penggunaan bomber asing.
Putut lebih menyarankan agar semakin digalakkannya kompetisi usia muda. Begitu begitu, akan banyak talenta muda yang terasah.
“Saya rasa wadahnya harus ditingkatkan, misalnya di kompetisi U-19. Lalu, itu juga soal kesempatan saja. Misalnya, Barito Putera berani mengandalkan Samsul Arif. Dia menjadi bukti mampu bersaing dengan striker asing,” paparnya.
Menurut BolaSporter grup mana yang bisa disebut sebagai grup neraka #UCLDraw
— BolaSport.com (@BolaSportcom) 30 Agustus 2018
Mantan pelatih Persibo Bojonegoro ini justru khawatir ada ekses negatif dari pelarangan striker asing bermain di Liga 1.
(Baca Juga: 10 Pembelian Termahal Liga Spanyol, Barcelona-Real Madrid Tak Ada di Puncak)
Salah satu dampaknya adalah turunnya nilai kompetisi. Sebab, pemain asing masih jadi daya tarik tersendiri.
“Tanpa pemain asing bisa jadi nilai kompetisi akan menurun karena mereka membuat tim lebih kuat. Melarang penyerang asing bukan solusinya,” tutup Putu Gede.
Editor | : | Andrew Sihombing |
Sumber | : | BolaSport.com |