Namun pertandingan akhirnya tetap dilaksanakan sesuai jadwal dengan beberapa syarat.
"Salah satunya, mengantisipasi massa yang membludak kemungkinan besar dimana kapasitas stadion (GBLA) hanya 38 ribu namun yang hampir 100 ribu. Nah, panitia ingin ada penyortiran di ring 3 di pintu luar. Kami sudah lakukan itu, namun faktanya, massa yang datang tanpa tiket lebih banyak dibandingkan massa yang memiliki tiket," ujar Irman.
(Baca Juga: Anggota The Jak Mania Tewas, 7 Korban Harus Meregang Nyawa di Antara Rivalitas Persib Vs Persija)
Saat insiden pengeroyokan Haringga terjadi, Irman Sugema mengatakan sejumlah oknum suporter memaksa merangsek masuk ke dalam Stadion GBLA meski tak memiliki tiket.
Padahal, panitia penyelenggara (panpel) pertandingan telah menghimbau kepada suporter untuk tidak datang ke stadion apabila tidak memiliki tiket.
"Saat kejadian, anggota kami tengah mengantisipasi massa suporter yang di antaranya tidak membawa tiket tapi memaksa masuk ke area stadion," ujar dia.
Bahkan saat itu, polisi sempat dilempari oleh massa yang memaksa masuk ke dalam stadion.
"Panpel menyepakati menyiapkan 6 layar lebar di luar stadion untuk mengantisipasi massa yang tidak bisa masuk. Namun pada pelaksanaannya tidak sesuai harapan sehingga masa berupaya masuk dan melakukan pelemparan kepada petugas kami," kata Irman.
(Baca Juga: Orang Tua Haringga Sirla Ungkap Firasat Sebelum Anaknya Tewas Dikeroyok Oknum Bobotoh)
Polrestabes Bandung akhirnya juga memanggil panitia pelaksana (panpel) pertandingan Persib untuk dimitai keterangan atas insiden pengeroyokan Haringga.
"Kami akan pelajari apakah ada pencetakan tiket melebii dari pada kapasitas stadion. Karena itu, kami panggil panpel agar ke depan semua pihak ikut bersama - sama bertanggung jawab, tidak hanya di dalam stadion tapi juga di luar stadion," ujar Irman.
Editor | : | Nina Andrianti Loasana |
Sumber | : | BolaSport.com, Tribunnews.com |
Komentar