Kekalahan telak di kandang Madura United pada laga pekan ke-28 tak serta merta menutup peluang PSM Makassar untuk naik ke podium juara Liga 1 musim 2018.
Menurut mantan pelatih PSM Makassar, Syamsuddin Umar, setidaknya ada tiga faktor yang membuka kans tim berjuluk Juku Eja ini untuk meraih gelar juara.
Berikut tiga faktor penting mengapa PSM Makassar bisa menjadi kampiun Liga 1 musim 2018 menurut Syamsuddin Umar:
(Baca Juga: 7 Predator Kandidat Top Scorer Piala AFF 2018, Striker Naturalisasi Timnas Indonesia Siap Bungkam Keraguan)
1. Paling siap
Skuad Juku Eja diyakini menjadi tim paling siap dan paling berpotensi karena hadirnya tim kepelatihan, pemain, dan manajemen berkualitas.
Ditambah lagi, suntikan semangat dari dukungan suporter dan masyarakat Makassar.
Baca juga
- Karena 4 Pemain Timnas U-19 Indonesia Ini, AFC Yakin Indonesia Punya Lini Serang Mematikan di Masa Depan
- 8 Pemain Mencuri Perhatian di Piala Asia U-19 2018 Versi AFC, Timnas U-19 Indonesia Kirim Satu Wakil
- Jelang Laga Kontra Jepang, Titik Lemah Timnas U-19 Indonesia Diungkap Pelatih Malaysia
"Saya boleh bilang PSM lah tim saat ini yang paling siap dengan melihat track record kesiapan tim yang menghadirkan orang-orang berkualitas di dalamnya mulai dari tim kepelatihan, pemain dan manajemen," jelas Syam.
2. 4 laga di kandang
Faktor kedua yakni karena PSM masih menyisakan enam laga.
Dari enam laga sisa ini, empat di antaranya digelar di Stadion Mattoanging, Makassar, alias laga kandang.
"Termasuk masih menghadapi Persija yang merupakan kompetitor terkuat di Mattoangin, selebihnya termasuk Persib saya rasa sudah selesai dengan berbagai permasalahnnya," kata Syam.
3. Mental dan sejarah tim
Ini disebut pemicu terbesar, yakni mental dan sejarah tim.
Sejak lahir, diakui Syamsuddin bahwa PSM merupakan tim besar yang terus hadir dan berkiprah di kasta tertinggi sepakbola Indonesia.
"Kita punya sejarah yang tak dimiliki tim lain, sejak lahir PSM selalu dipersiapkan untuk mengikuti kompetisi dengan target juara. Apalagi masyarakatnya kita masyarakat gila bola," kata Syam.
Soal permainan dan strategi tim, Syam menganggap bahwa pelatih PSM, Robert Rene Alberts, telah menghasilkan skema yang baik dengan pemain-pemain yang dimilikinya.
Baca juga
- Fanatisme Suporter Indonesia Jadi Buah Bibir Media Asing, Kali Ini Dianggap Seperti Zat Kimia
- 5 Insiden Piala Asia U-19 yang Curi Perhatian Dunia Versi Media Asing, Salah Satunya Suporter Indonesia
- Piala AFF 2018 - Timnas Indonesia Diremehkan Media dan Suporter Vietnam, Sang Pelatih Geram
Terkait kekalahan dari Madura lagi-lagi hal itu menurutnya lumrah, bukan sesuatu yang bisa disebut sebagai penurunan kualitas.
"Saya pikir PSM bermain dengan baik, strategi yang dihadirkan dengan pola bermain efektif itu cocok untuk saat ini."
"Adapun kekalahan yang dialami itu bukan soal penurunan kualitas ataukah skema yang sudah terbaca melainkan ada fase dimana mental tim lawan jauh lebih baik," jelas Syam.
Pelatih yang membawa PSM juara Piala Perserikatan 1992 dan Liga Indonesia 1999/2000 ini menerangkan pentingnya sikap berterima dari kondisi demikian.
Editor | : | Ferril Dennys Sitorus |
Sumber | : | Tribun Timur |
Komentar