Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Terkait Keterpurukan PSMS Medan, Djanur: Mereka Terlalu Cepat Memecat Saya

By Irfa Ulwan - Sabtu, 1 Desember 2018 | 17:41 WIB
  Pelatih PSMS Medan, Djadjang Nurdjaman berdiskusi dengan pihak perwakilan North Cliff di pinggir lapangan Stadion Kebun Bunga saat menyaksikan latihan tim.  Djanur menilai manajemen PSMS Medan kurang bersabar saat memecat dirinya.
ABDI PANJAITAN/BOLASPORT.COM
Pelatih PSMS Medan, Djadjang Nurdjaman berdiskusi dengan pihak perwakilan North Cliff di pinggir lapangan Stadion Kebun Bunga saat menyaksikan latihan tim. Djanur menilai manajemen PSMS Medan kurang bersabar saat memecat dirinya.

Djadjang Nurdjaman menyebut manajemen PSMS Medan kurang bersabar saat memutuskan untuk mendepak dirinya.

Djadjang Nurdjaman didepak PSMS Medan pada pertengahan putaran kompetisi Liga 1 2018.

Tepatnya, beberapa saat setelah PSMS dikalahkan Persipura Jayapura di Stadion Teladan, Medan pada medio Juli 2018 silam.

Faktor utama pemecatan itu tak lain lantaran performa Ayam Kinantan yang tak kunjung membaik dan terseok-seok di Liga 1 2018.

Kala itu, pelatih yang akrab disapa Djanur itu pun hanya bisa pasrah.

(Baca juga: Liga 1 2018 - Miris dengan Kondisi PSMS Sekarang, Djanur: Padahal Sudah Susah Payah Berjuang Promosi)

Namun, saat ini Djanur tengah berada di atas angin setelah berhasil membawa klub yang baru dilatihnya sejak putaran kedua Liga 1 2018, Persebaya Surabaya, menuju performa terbaik.

Tak hanya sukses melepaskan Persebaya dari jerat degradasi, pria asal Majalengka, Jawa Barat, ini juga berhasil membuat Bajul Ijo menjadi tim yang ditakuti.

Pada pekan ke-33 Liga 1 2018, Sabtu (1/12/2018), Persebaya dijadwalkan bertandang ke Stadion Teladan, Medan, markas PSMS.

Sejak kedatangannya di Medan sejak Kamis (29/11/2018), Djanur banyak mengungkapkan perasaannya terkait kota itu, termasuk kenangannya di PSMS.

(Baca juga: Liga 1 2018 - Kembali ke Stadion Teladan, Djanur Akui Ada Beberapa Perbedaan)

Satu yang diungkapkannya adalah keputusan manajemen PSMS saat itu, yang memlih mendepaknya.

Menurutnya, hal itu merupakan satu keputusan yang terlalu terburu-buru.

"Ya, pastilah karena waktu dipecat prestasi klub tidak bagus, di situ saya rasa (manajemen) kurang sabar. Padahal masih bisa diperbaiki untuk berada di zona aman, bahkan pada saat itu belum selesai putaran kedua masih banyak waktu," ujar Djanur, kutip BolaSport.com dari Tribun Medan.

Kendati demikian, dirinya tetap menyadari bahwa sedikit-banyak dia punya andil dan bertanggung jawab atas kondisi PSMS saat itu.

"Tapi memang terlalu singkat waktu yang diberikan kepada saya. Ya saya akui saya bertanggung jawab," katanya menambahkan.

(Baca juga: Djanur Ditodong Pertanyaan soal Pengaturan Skor Setibanya di Medan, Begini Jawabannya)

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Jurnalis olahraga senior, Weshley Hutagalung, mempertanyakan peran media dalam mengungkap dugaan pengaturan skor pada sepak bola Indonesia. Kurang aktifnya media dalam melakukan investigasi mendalam dinilai Weshley Hutagalung sebagai salah satu penyebab sulitnya pengungkapan praktik kotor ini. Pria yang akrab disapa Bung Wesh itu menilai pemberitaan media saat ini kerap luput untuk menyajikan 'why' dan 'how' terhadap suatu topik. "Saya jadi wartawan sejak 1996, pernah bertemu dengan beberapa orang pelaku sepak bola sampai wasit. Kasihan dari tahun ke tahun, federasi (PSSI) mewarisi citra buruk," kata Weshley Hutagalung dalam diskusi PSSI Pers di Waroeng Aceh, Jumat (30/11/2018). "Pertanyaannya, wartawan sekarang itu ingin mendengar yang saya mau atau yang saya perlukan? Kemudian muncul karya kita. Lalu masyarakat juga memilih (informasi)," ujarnya. Ditambahkannya, fenomena ini terjadi karena perubahan zaman terhadap gaya pemberitaan media akibat permintaan dan tuntutan redaksi yang kini mengutamakan kuantitas dan kecepatan. Pria yang wajahnya sudah akrab muncul sebagai pundit sepak bola pada tayangan sepak bola nasional ini sedikit memahami perubahan zaman, meski tetap mempertanyakan peran media. "Dulu kami punya waktu untuk investigasi dan analisis, sekarang tidak. Kemana aspek 'why' dan 'how' atas peristiwa ini?" tuturnya mempertanyakan. "Sekarang malah adu cepat. Ditambah lagi sekarang ada media sosial, sehingga media massa bukan lagi menjadi sumber utama informasi terpercaya," ucapnya miris. #pssi #journalist #sportjournalist #matchfixing

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Taufan Bara Mukti
Sumber : Tribunnews.com, medan

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Klasemen

Klub
D
P
1
Liverpool
19
46
2
Arsenal
20
40
3
Nottm Forest
19
37
4
Chelsea
20
36
5
Newcastle
20
35
6
Man City
20
34
7
Bournemouth
20
33
8
Aston Villa
20
32
9
Fulham
20
30
10
Brighton
20
28
Klub
D
P
1
Persib
17
39
2
Persebaya
17
37
3
Persija Jakarta
18
34
4
Bali United
17
28
5
Arema
17
28
6
Persik
17
27
7
Persita
17
27
8
Borneo
17
26
9
PSBS Biak
17
25
10
Dewa United
17
25
Klub
D
P
1
Real Madrid
19
43
2
Atlético Madrid
18
41
3
Barcelona
19
38
4
Athletic Club
19
36
5
Villarreal
18
30
6
Mallorca
19
30
7
Real Sociedad
18
25
8
Girona
18
25
9
Real Betis
18
25
10
Osasuna
18
25
Klub
D
P
1
Napoli
19
44
2
Atalanta
18
41
3
Inter
17
40
4
Lazio
18
35
5
Juventus
18
32
6
Fiorentina
18
32
7
Bologna
17
28
8
Milan
17
27
9
Udinese
19
25
10
Torino
19
21
Pos
Pembalap
Poin
1
J. Martin
508
2
F. Bagnaia
498
3
M. Marquez
392
4
E. Bastianini
386
5
B. Binder
217
6
P. Acosta
215
7
M. Viñales
190
8
A. Marquez
173
9
F. Morbidelli
173
10
F. Di Giannantonio
165
Close Ads X