METTA RAHMA MELTI/BOLASPORT.COM
Penyerang PSMS Medan, Frets Butuan seusai sesi uji lapangan Stadion Manahan, Kota Solo pada Jumat (9/2/2018) pagi.
PSMS Medan akhirnya sukses kalahkan Persebaya Surabaya 4-0 pada pertemuan pekan ke-33 Liga 1 2018 di Stadion Teladan, Kota Medan, Sabtu (1/12/2018).
Empat gol itu masing-masing dicetak oleh Muhammad Alwi Slamat (16'), Frets Butuan (36'), Rachmad Hidayat (75'), dan Shohei Matsunaga (90+1').
Hasil manis itu membuka peluang PSMS Medan dapat lepas dari jerat zona degradasi Liga 1 2018 makin besar.
Terlebih mereka akhirnya naik satu peringkat ke posisi 17 klasemen dengan koleksi 37 poin.
(Baca juga: PSMS Medan Vs Persebaya Surabaya - Pentolan Kampak FC Prediksi Laga Berlangsung Seru )
Salah satu penyerang PSMS yang juga pencetak gol dalam laga kontra Persebaya Surabaya , Frets Butuan, pun mengaku senang dengan hasil itu.
Namun, Frets mengingatkan supaya rekan-rekannya di PSMS Medan agar tidak cepat puas.
Dikutip BolaSport.com dari laman Tribun Medan, Minggu (2/12/2018), Frets Butuan mengaku timnya harus fokus menyelesaikan dua laga musim ini dengan kemenangan
Hal itu wajib dilakukan demi memastikan PSMS Medan dapat bertahan dan berkompetisi pada Liga 1 musim depan.
(Baca juga: Piala Indonesia 2018 - SMeCK Hooligan Bakal Invasi Markas 757 Kepri Jaya FC )
"Kami senang, kemenangan ini berkat kerja keras semua pemain. Yang penting kami bermain dengan disiplin," kata Frets Butuan.
"Kami bekerja dengan baik tetapi raihan tiga poin tidak membuat kami cepat tinggi hati, karena poin kita masih jauh," ujar Frets.
View this post on Instagram
Jurnalis olahraga senior, Weshley Hutagalung, mempertanyakan peran media dalam mengungkap dugaan pengaturan skor pada sepak bola Indonesia. Kurang aktifnya media dalam melakukan investigasi mendalam dinilai Weshley Hutagalung sebagai salah satu penyebab sulitnya pengungkapan praktik kotor ini. Pria yang akrab disapa Bung Wesh itu menilai pemberitaan media saat ini kerap luput untuk menyajikan 'why' dan 'how' terhadap suatu topik. "Saya jadi wartawan sejak 1996, pernah bertemu dengan beberapa orang pelaku sepak bola sampai wasit. Kasihan dari tahun ke tahun, federasi (PSSI) mewarisi citra buruk," kata Weshley Hutagalung dalam diskusi PSSI Pers di Waroeng Aceh, Jumat (30/11/2018). "Pertanyaannya, wartawan sekarang itu ingin mendengar yang saya mau atau yang saya perlukan? Kemudian muncul karya kita. Lalu masyarakat juga memilih (informasi)," ujarnya. Ditambahkannya, fenomena ini terjadi karena perubahan zaman terhadap gaya pemberitaan media akibat permintaan dan tuntutan redaksi yang kini mengutamakan kuantitas dan kecepatan. Pria yang wajahnya sudah akrab muncul sebagai pundit sepak bola pada tayangan sepak bola nasional ini sedikit memahami perubahan zaman, meski tetap mempertanyakan peran media. "Dulu kami punya waktu untuk investigasi dan analisis, sekarang tidak. Kemana aspek 'why' dan 'how' atas peristiwa ini?" tuturnya mempertanyakan. "Sekarang malah adu cepat. Ditambah lagi sekarang ada media sosial, sehingga media massa bukan lagi menjadi sumber utama informasi terpercaya," ucapnya miris. #pssi #journalist #sportjournalist #matchfixing
A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on Nov 30, 2018 at 10:05pm PST
Komentar