Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Runtuhnya Era Kerajaan Sriwijaya, Klub Kendaraan Politik yang Ingin Tampil Heroik Bak Juventus

By Adif Setiyoko - Kamis, 13 Desember 2018 | 10:14 WIB
     Kapten Sriwijaya FC, Hamka Hamzah, merayakan kemenangan atas PSMS Medan dalam laga perebutan juara ketiga Piala Presiden 2018 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, (17/02/2018).
HERKA YANIS PANGARIBOWO/BOLASPORT.COM
Kapten Sriwijaya FC, Hamka Hamzah, merayakan kemenangan atas PSMS Medan dalam laga perebutan juara ketiga Piala Presiden 2018 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, (17/02/2018).

Dunia sepak bola Sumatera Selatan tengah berduka. Awan mendung menggelayut seusai salah satu klub kebanggaan warga Palembang, Sriwijaya FC, dipastikan terdegradasi dari Liga 1 2018.

Pada laga pamungkas Liga 1 2018, Sriwijaya FC dipaksa tumbang dari tuan rumah Arema FC dengan skor 1-2 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Minggu (9/12/2018).

Kekalahan itu sekaligus membenamkan Sriwijaya FC pada peringkat ke-17 klasemen akhir Liga 1 2018, alias dua strip dari bawah.

(Baca Juga: Eks Kiper Timnas Indonesia Tak Kuasa Menahan Air Mata saat Saksikan Sriwijaya FC Terdegradasi)

Pada klasemen akhir, tim berjulukan Laskar Wong Kito ini hanya mampu mengantongi total 39 poin hasil dari 11 menang, enam imbang, serta 17 kali kalah.

Alhasil, mereka terpaksa angkat koper dari Liga 1 dan turun kasta ke Liga 2 pada musim depan.

Baca Juga:

Hal ini ibarat keruntuhan terbesar bagi Sriwijaya FC lantaran selama ini mereka selalu menjadi tim yang difavoritkan meraih juara pada setiap awal musim. Selain itu, Sriwijaya FC tak pernah merasakan turun kasta sejak era Liga Super Indonesia.

Bahkan, klub yang namanya diambil dari nama salah satu kerajaan besar di Nusantara pada masa silam, Sriwijaya, ini sempat merajai kompetisi kasta tertinggi sepak bola Tanah Air.

Terbukti, Sriwijaya FC sukses menggenggam dua gelar juara liga (Divisi Utama Liga Indonesia 2007 dan ISL 2012) serta tiga trofi Piala Indonesia yang direngkuh tiga musim beruntun (2008, 2009 dan 2010).

Namun nahas, kejayaan mereka perlahan runtuh, serupa dengan apa yang dialami Kerajaan Sriwijaya.


Pemain Sriwijaya FC merayakan gol yang dibuat Beto dalam laga lanjutan Torabika Soccer Championship melawan Persib Bandung di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kab Bandung, Sabtu (30/4/2016). ( HERKA YANIS PANGARIBOWO/BOLA/JUARA.NET )

Sejak kemunculannya, kemudian bergelimang kejayaan, lalu akhirnya Sriwijaya FC runtuh secara tak terduga.

Kejayaan memang tak pernah abadi. Seusai bertahan selama enam abad, Kerajaan Sriwijaya akhirnya runtuh pada abad ke-13.

Adapaun Laskar Wong Kito akhirnya harus terdegradasi ke kasta kedua seusai 14 tahun malang-melintang di kompetisi kasta tertinggi Tanah Air.

Runtuhnya Kerajaan Sriwijaya dan Sriwijaya FC pun tak terlepas dari intrik politik internal.

Seusai Raja Balaputradewa wafat pada tahun 835, Sriwijaya tak lagi menemukan sosok pemimpin yang adil dan bijaksana.

Hal ini pun memantik banyak pemberontakan di tubuh kerajaan karena ada sejumlah pihak yang saling berebut kekuasaan.

Sama halnya dengan klub Sriwijaya FC. Bukan rahasia bahwa klub yang bermarkas di Palembang ini menjadi kendaraan politik sejumlah penguasa.

Jabatan Presiden Klub hingga staff dalam manajemen klub ini banyak diisi orang-orang pemerintahan.

Bahkan tak jarang, klub ini digunakan sebagai alat kampanye untuk melenggangkan agenda politik demi merebut suara publik saat pemilu.

Salah satu indikasi yang ikut menguatkan dugaan bahwa Sriwijaya FC menjadi alat politik bagi petinggi klub pernah diungkapkan putri dari mantan pelatih Sriwijaya FC, Rahmad Darmawan, Febia Aldina Darmawan.

Febia mengungkapkan adanya praktik politik yang menunggangi Sriwijaya FC. Hal ini diungkapkannya lewat unggahan instastory pada akun instagram pribadinya.

"Ada salah satu tim sepak bola yang menjadi kebanggaan masyarakat di daerah tersebut," tulis Febia.

"Sejak musim baru bergulir, kelihatannya memang orang-orang di balik tim sepak bola ini serius untuk membuat timnya menjadi semakin maju bahkan sampai punya target juara."

"Datanglah hari saat Pilkada dilaksanakan. Dan ternyata hasil tidak sesuai dengan harapan. Sepak bolanya? Ya ikutan hancur," lanjutya dalam tulisan itu.

Untuk lebih lengkapnya, artikel ini sebelumnya telah tayang di BolaSport.com dengan judul: Sepak Bola di Tubuh Sriwijaya FC Tercampur Aduk oleh Politik?

Oleh karena itu, tak heran apabila saat mendekati tahun politik, biasanya pimpinan klub tersebut akan rela menggelontorkan dana melimpah demi belanja pemain kelas wahid.

Namun, ketika misi telah usai, klub itu biasanya akan kembali berjalan seperti biasanya: terkesan seadanya.

Puncaknya, tak lama setelah kalah pada Pilkada Gubernur Sumsel, Dody Alex Noerdin, Bupati Musi Banyuasin, yang juga merupakan anak Gubernur Sumsel, mundur dari jabatan sebagai Presiden Sriwijaya FC.

Mundurnya Dody Alex Noerdin tentunya meninggalkan goncangan di tubuh manajemen Sriwijaya FC.

Hal ini ditandai dengan eksodus pemain yang terjadi pada bulan Juli lalu.

Tercatat, selain sang pelatih Rahmad Darmawan, ada sembilan pemain Laskar Wong Kito yang memutuskan untuk angkat kaki dari Laskar Wong Kito.

Nama-nama pemain inti seperti Hamka Hamzah, Alfin Tuasalamony, Makan Konate, Mahamadou N'Diaye, Adam Alis dll memutuskan untuk mencari pelabuhan baru.


Duo Sriwijaya FC, Esteban Viscarra dan Hamka Hamzah (kanan) merayakan gol penyama ke gawang Persija pada laga pekan ke-15 Liga 1 2018 di Stadion Gelora Sriwijaya, Kota Palembang, 10 Juli 2018. ( TRIBUNNEWS.COM )

Kabarnya, eksodus pemain ini ditengarai adanya isu krisis finansial yang dialami Sriwijaya FC sehingga pihak manajemen tak mampu membayar gaji pemain.

Meski demikian, Direktur Utama Sriwijaya FC, Muddai Madang, mengaku siap mengembalikan masa kejayaan timnya.

Bahkan, Muddai Madang menyamakan kisah yang dialami klubnya dengan raksasa Italia, Juventus, yang pernah terdegradasi dari Serie A ke Serie B pada medio 2006.

"Juventus dan Sampdoria saja pernah degradasi dari Serie A Italia. Jadi, ini bukan akhir dari segalanya," kata Muddai dikutip dari laman resmi Liga 1, Rabu (12/12/2018).

Seperti Juventus yang hanya semusim di Serie B, Muddai juga menargetkan Sriwijaya agar hanya semusim di Liga 2.

Ia berjanji akan mengerahkan kekuatan maksimal bersama jajarannya menyambut kompetisi musim depan.

"Harus kembali ke habitatnya, yakni Liga 1 2020," ucap sosok yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) itu.

Oleh karena itu, direksi Sriwijaya FC meminta masyarakat Palembang dan Sumatra Selatan tidak lagi gaduh soal degradasi.

Sambil menunggu kepastian jadwal kompetisi Liga 2 musim depan, langkah pertama yang dilakukan direksi Sriwijaya FC adalah evaluasi tim.

Manajemen akan menentukan pemain yang tidak layak dipertahankan. Manajemen juga mempersilakan pemain yang ingin meninggalkan Sriwijaya FC.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Habis nyoblos, kita bersatu kembali dalam sepak bola. . #liga1indonesia #liga12019

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Ramaditya Domas Hariputro
Sumber : BolaSport.com, kompas.com, Harian Kompas
REKOMENDASI HARI INI

Erick Thohir Minta FIFA dan AFC Restui Laga Timnas Indonesia vs Bahrain Tetap di GBK

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Klasemen

Klub
D
P
1
Liverpool
6
15
2
Man City
6
14
3
Arsenal
6
14
4
Chelsea
6
13
5
Aston Villa
6
13
6
Fulham
6
11
7
Newcastle
6
11
8
Tottenham
6
10
9
Brighton
6
9
10
Nottm Forest
6
9
Klub
D
P
1
Borneo
10
21
2
Persebaya
10
21
3
Persib
10
20
4
Bali United
10
20
5
Persija Jakarta
10
18
6
Arema
11
18
7
PSM
11
18
8
PSBS Biak
10
15
9
Persik
10
15
10
Persita
10
15
Klub
D
P
1
Barcelona
13
33
2
Real Madrid
12
27
3
Atlético Madrid
13
26
4
Villarreal
12
24
5
Osasuna
13
21
6
Athletic Club
13
20
7
Real Betis
13
20
8
Real Sociedad
13
18
9
Mallorca
13
18
10
Girona
13
18
Klub
D
P
1
Napoli
10
25
2
Inter
10
21
3
Atalanta
10
19
4
Fiorentina
10
19
5
Lazio
10
19
6
Juventus
10
18
7
Udinese
10
16
8
Milan
9
14
9
Torino
10
14
10
Roma
10
13
Pos
Pembalap
Poin
1
J. Martin
404
2
F. Bagnaia
388
3
M. Marquez
320
4
E. Bastianini
320
5
B. Binder
183
6
P. Acosta
181
7
M. Viñales
163
8
F. Morbidelli
140
9
F. Di Giannantonio
139
10
A. Espargaro
136
Close Ads X