Sanksi berupa larangan memasuki stadion di empat pertandingan bagi suporter PSS Sleman dirasakan berat.
Sanksi itu memberi pukulan bagi tim yang masih berkompetisi di Liga 2 2017.
Pelatih Freddy Muli mengakui sanksi itu sedikit banyak mempengaruhi kondisi pemain.
Apalagi selama ini, tim selalu mendapat dukungan penuh dari suporter, Slemania maupun Brigata Curva Sud (BCS) saat laga tandang.
“Ini sungguh berat. Dari empat laga, dua di antaranya saat kami bermain di kandang sendiri. Sedikit banyak ini berpengaruh pada psikis pemain,” kata Freddy.
“Mereka selalu mendapat suntikan semangat dari suporter. Dukungan mereka memang sangat membantu tim,” ucapnya.
Namun kehadiran suporter PSS di berbagai daerah diboncengi oknum yang tidak bertanggung jawab.
Apakah mereka mengaku suporter atau pelaku kriminal tapi ulahnya membuat masyarakat resah.
Insiden penganiayaan di Temanggung sampai ada korban meninggal membuat Polda Jawa Tengah turun tangan.
Ini merupakan akumulasi dari ulah oknum suporter yang selalu bertindak onar di berbagai daerah.
Polda mengeluarkan perintah tidak mengizinkan suporter PSS datang ke daerah-daerah di Jateng untuk memberi dukungan pada tim.
Bila tetap memaksa datang, mereka akan ditindak sesuai hukum.
Larangan Polda makin kuat setelah Komisi Disiplin (Komdis) menjatuhkan sanksi berupa larangan suporter PSS memasuki stadion saat tim mereka bertanding.
Sanksi ini mulai berlaku saat PSS melakoni laga tandang melawan Persip Pekalongan.
Laga di Grup 3 ini digelar di Stadion Hoegeng, Pekalongan, Rabu (1/8/2017). Ini jadi ujian pertama PSS saat tampil tanpa dukungan suporter.
Editor | : | Aidina Fitra |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar