Persaingan di babak 8 Besar Liga 2 2017 kian mengerucut. Tim-tim yang lolos pun sudah berpikir promosi ke Liga 1. Ini yang menjadikan kompetisi di kasta kedua ini makin ketat.
“Saat memasuki 8 Besar, semua tim sudah memikirkan promosi ke Liga 1. Berbeda dengan babak sebelumnya masih ada tim yang tak memprioritaskan lolos ke 8 Besar karena sudah mengamankan jatah di Liga 2,” ujar Kas Hartadi, pelatih Kalteng Putra.
“Di babak ini,persaingan bakal makin ketat. Apalagi di babak itu menggunakan sistem home tournament yang digelar di tempat netral. Ini lebih baik ketimbang salah satu tim yang lolos 8 Besar menjadi tuan rumah,” kata dia lagi.
Kalteng bersaing ketat dengan tim-tim ingin promosi seperti Martapura FC, PSMS Medan dan Persis Solo. Diakuinya tak mudah memprediksi siapa yang bakal lolos ke semifinal. Yang jelas, Kalteng siang berjibaku karena selangkah lagi bakal promosi ke kasta tertinggi.
“Kekuatan delapan tim sangat merata. Mereka punya kualitas sama. Tinggal bagaimana kesiapan masing-masing tim. Kalteng Putra pun siap bersaing mendapatkan tiket promosi. Diundurnya babak 8 Besar juga menjadi ujian bagi tim-tim,” ujarnya.
(Baca juga: Pasca Singkirkan Indonesia, Timnas U-23 Malaysia Terancam Kesulitan di China pada Awal 2018)
Eks pelatih Sriwijaya FC ini tegaskan timnya tidak terpengaruh dengan mundurnya jadwal pertandingan. Tim tetap menjalani latihan.
“Penting bagi kami menjaga kondisi fisik dan mental agak tidak turun. Gairah latihan juga tidak turun meski jadwal pertandingan diundur. Rencananya pertemuan manajer dilaksanakan pada 31 Oktober. Sepekan kemudian baru dilaksanakan babak 8 Besar,” kata Kas.
“Dengan sisa waktu yang ada, kami tidak akan menggelar uji coba. Ini untuk menghindari cedera yang bisa jadi dialami pemain bila tampil di uji coba,” jawab pelatih yang istrinya baru saja melahirkan anak ketiganya dinamakan Franz Beckenbauer.
“Saya memang minta izin pula karena istri melahirkan. Saya baru kembali ke Palangkaraya hari Minggu,” ujarnya.
Editor | : | Ferril Dennys Sitorus |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar