Sikap Saefudin, yang dianggap berlari menghindari desakan pemain PSPS sembari meniup pluit akhir, mendapat kecaman manajemen PSPS.
Kepemimpinan pengadil yang ditunjuk operator Liga 2 untuk memimpin laga krusial PSIS melawan PSPS, ini disorot banyak pihak tidak bertindak netral sejak menit awal.
"Sejak menit awal wasit ini mengintimidasi pemain kami dengan sejumlah pelanggaran yang tak jelas dan memberikan hukuman tendangan bebas, yang sangat jelas menguntungkan PSIS," kata Alfitra Asisten Manajer PSPS Pekanbaru.
Puncaknya ketika pemain belakang PSIS menjatuhkan pemain kami di area penalti, yang jelas-jelas harus mendapatkan hadiah penalti.
Menurut Alfitra sang wasit justru berlari meninggalkan pemain PSPS yang meminta ketegasan, sambil meniup pluit panjang.
"Baru pertama kalinya kami melihat, ketika terjadi pelanggaran, seorang wasit langsung lari sambil meniup pluit akhir, tanpa menyelesaikan posisi pelanggaran yang terjadi," kata Alfitra kepada BolaSport.com.
(Baca juga: 5 Pemain Liga Super Malaysia yang Layak Diburu Klub-klub Indonesia untuk Musim 2018)
Rapat kilat yang dilakukan manajemen PSPS akhirnya mengecam perilaku wasit pada laga tersebut, kompetisi Liga 2 terkesan sangat sarat pengrusakan kualitas.
"Bukan hasil yang kami kecewakan, tapi perlakuan yang diberikan PSSI dan operator Liga 2 sudah diluar ambang batas kewajaran, tak ada lagi batas-batas sportivitas dalam laga ini," kata Alfitra menambahkan.
Menurut Alfitra, kualitas laga yang sangat menentukan bagi perjalanan Asykar Bertuah ini memang sengaja dirusak oleh pihak tertentu agar menguntungkan bagi lawan mainnya.
"Ada pihak yang telah merusak kualitas kompetisi Liga 2, karena mereka punya agenda tertentu. Salah satunya sengaja menugaskan wasit Saefudin untuk mengamankan peluang lawan kami untuk lolos," ucap Alfitra.
Tidak sekadar mengecam, manajemen PSPS juga menyebut bahwa rekaman video ketika Saefudin berbuat tak pantas sebagai pengadil di laga tersebut ternyata ada di situs YouTube.
Editor | : | Stefanus Aranditio |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar