Meledak-ledaknya emosi para pemain PSS Sleman saat bertanding disebut sang pelatih Herry Kiswanto sebagai salah satu aspek yang harus dikerjakan.
Menurut Herry Kiswanto, saat ini anak asuhnya tak memiliki seorang figur di lapangan pada saat bertanding.
Herry Kiswanto mengakui, PSS Sleman membutuhkan seorang pemimpin yang mampu memimpin rekan-rekannya terutama menghadapi situasi emosional dalam pertandingan.
Kendati saat ini telah ada pemain senior seperti I Made Wirahadi dan Yudi Khoirudin, namun Herkis, sapaan akrab Herry Kiswanto, memiliki kriteria tersendiri dalam menentukan sosok kapten yang akan memimpin skuat PSS Sleman di kompetisi musim depan.
(Baca Juga: Striker Asing yang 'Kabur' dari Johor Darul Takzim ini Bakal Mendarat di Persib?)
"Kita butuh seorang leader. Seperti saat ini, saat Thole sedang emosi, disini harus ada yang bisa memimpin, mengarahkan pemain untuk kembali fokus aja ke skema bermain lagi," ujar Herkis, dilansir BolaSport.com dari jogja.tribunnews.com.
Pasalnya, Herkis kerap mengemban tugas yang sama saat masih menjadi pemain sepak bola.
Pengoleksi satu kartu kuning semasa aktif sebagai pesepakbola ini mengungkapkan betapa pentingnya peran seorang kapten sebagai kaki tangan dari pelatih dan juga sebagai figur panutan di dalam lapangan.
"Saya dulu waktu jadi kapten juga begitu, toh sudah ada wasit yang ngatur, nah ini juga satu poin pelajaran lagi dengan uji coba ini mudah-mudahan anak-anak tidak menurunlah," ungkap Herkis.
"Ini mungkin nggak bisa kayak fotocopy, saya ngajarin harus proses, saya juga ingin karakter ini menular, dan ditempa banyak pengalaman," imbuhnya.
(Baca Juga: Aksi Heroik Kiper Timnas Filipina yang Sukses Bikin Bali United, Lilipaly dan Spasojevic Frustasi)
Herkis mengatakan, kendati tak mudah dalam membentuk karakter sosok pemimpin di lapangan, namun ia akan menularkan pengalaman yang dimiliki, setidaknya anak asuhnya mampu lebih tenang dalam menguasai panasnya situasi di lapangan hijau.
"Leader itu kan posisinya yang central, di luar negeri juga begitu. Itu kapten masih saya ganti-ganti, jadi anak-anak yang dipercayakan jadi kapten itu merasa ada tanggung jawab, dan kaki tangan pelatih," pungkasnya.
Editor | : | Stefanus Aranditio |
Sumber | : | jogja.tribunnews.com |
Komentar