PSSI memberi target juara SEA Games 2017 kepada Luis Milla. Sejujurnya tidak adil jika kita menilai berhasil tidaknya Luis Milla di tim nasional dengan berdasarkan pada hasil di SEA Games.
Luis Milla belum satu tahun di sepak bola Indonesia. Pelatih asal Spanyol itu baru ditunjuk pada akhir Januari 2017.
Mantan gelandang Barcelona dan Real Madrid itu baru menggelar latihan pertama pada 21 Februari 2017.
Luis Milla melakukan debut sebagai pelatih Garuda pada 21 Maret 2017 atau hampir dua bulan setelah ditunjuk oleh PSSI.
Debut itu tidak bagus. Timnas yang turun dengan para pemain U-22 kalah 1-3 dari Myanmar di Stadion Pakansari, Cibinong.
Setelah itu, tim asuhan Luis Milla hanya melakukan lima pertandingan internasional sebelum tampil di SEA Games, termasuk tiga laga di Kualifikasi Piala Asia U-23 di Bangkok, Thailand, pada Juli 2017.
Baca Juga: Ini 10 Statistik Menarik Laga Malaysia Vs Indonesia, Nomor 5 Bukti Kita Kalah Duel Udara
Dua pertandingan pun tidak layak disebut sebagai uji coba untuk timnas U-22. Melawan Kamboja (menang 2-0) dan Puerto Riko (0-0), Luis Milla juga memasang lima pemain senior.
Agenda latihan dan uji coba ke Spanyol tidak terlaksana. Garuda Muda juga gagal tampil di ISG 2017 di Azerbaijan karena masalah administrasi.
Bandingkan dengan Thailand U-22 yang sejak Maret 2017 melakukan delapan pertandingan internasional sebelum terjun di SEA Games.
Persiapan Malaysia U-22 lebih wah. Sejak Maret 2017, tim asuhan Ong Kim Swee bermain 11 kali dalam pertandingan internasional, termasuk tiga di Kualifikasi Piala Asia U-23 dan dua laga melawan klub China.
Jumlah partai uji coba memang bukan jaminan akan memberikan performa bagus di SEA Games.
Contohnya, Vietnam U-22 hanya tiga kali melakukan pertandingan internasional. Semuanya di Kualifikasi Piala Asia U-23.
Namun, banyak pemain Vietnam U-22 yang sudah bermain di tim nasional senior. Tahun ini, tim senior Vietnam bermain tiga kali. Dua di antaranya untuk Kualifikasi Piala Asia 2019.
Dapat diterima kalau Vietnam begitu dominan dalam laga kontra Garuda Muda pada Selasa (22/8/2017).
Sejujurnya, kita beruntung tidak kalah dan mendapatkan hasil imbang 0-0.
Ingat bagaimana Vietnam mendapat peluang emas di menit akhir, tapi berhasil digagalkan kiper pengganti Kurniawan Kartika Ajie. Sebelumnya, Satria Tama juga melakukan beberapa penyelamatan hebat.
Penampilan gemilang kedua pengawal gawang itu tidak dapat dilepaskan dari peran Luis Milla dan staf pelatihnya.
Latihan intens yang diberikan pelatih kiper Eduardo Peres Moran turut membuat Kartika Ajie dan Satria Tama bisa tampil heroik.
Eduardo Peres juga adalah seorang analis. Satu lagi staf Luis Milla adalah Miguel Gandia yang berstatus pelatih fisik.
Sentuhan Luis Milla, tempaan Miguel Gandia, serta polesan dan analisis-analisis Eduardo Peres membuat Garuda Muda tampil seperti yang kita saksikan di SEA Games.
Saat Luis Milla datang kita berharap Garuda main menyerang dan dominan dalam possession dengan tiki-taka ala Spanyol.
Faktanya, seperti dikatakan manajer timnas, Endri Erawan, dalam Forum Diskusi BOLA pada awal Agustus, Luis Milla condong membuat timnas memperagakan serangan balik cepat.
Dua gelandang tengah banyak mengatur permainan dari wilayah bek sayap dan jarang melakukan kombinasi satu dua di jantung pertahanan lawan. Banyak serangan dari sisi lapangan melalui bek dan penyerang sayap.
Serangan dadakan dengan operan satu-dua yang cepat. Lebih banyak menunggu saat melawan Vietnam.
Mungkin permainan demikian menurut Luis Milla yang paling tepat untuk Garuda Muda.
Ya, bisa jadi supaya timnas tidak cepat kehilangan bola, seperti yang sudah-sudah, saat bermain satu-dua dan menusuk dari tengah.
Luis Milla paham potensi yang dimiliki Garuda Muda. Di antaranya adalah penyerang sayap yang cepat, yakni Osvaldo Haay, Febri Haryadi, Yabes Roni, dan Saddil Ramdani.
Di tengah jadwal padat SEA Games, serangan Indonesia dari sayap seperti tak pernah kehabisan bensin karena ada empat pemain yang bisa dipasang bergantian. Jitu sekali Luis Milla.
Dalam waktu enam bulan, Luis Milla dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki pemain-pemain muda Indonesia.
Jika memiliki waktu lebih lama, mungkin Luis Milla akan menemukan potensi-potensi lain Garuda Muda yang selama ini tidak optimal dieksploitasi untuk menyulitkan lawan.
*Kolom ini tayang di Tabloid BOLA edisi Jumat, 25 Agustus 2017
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar