BOLASPORT.COM – Tangan magis Indra Sjafri akan kembali diuji di kancah regional Asia Tenggara.
Indra Sjafri membawa Timnas U-19 Indonesia berlaga di Piala AFF U-18.
Turnamen yang diikuti 11 tim ini digelar di Yangon, Myanmar, 4-17 September 2017.
Memori indah 2013 langsung mencuat ke permukaan, karena kala itu Indra Sjafri berhasil mempersembahkan trofi Piala AFF U-19.
Ketika itu, nama-nama pemain seperti Evan Dimas Darmono, Hansamu Yama Pranata, I Putu Gede Juni Antara, Muhammad Hargianto, Paulo Sitanggang, Maldini Pali, hingga Ilham Udin Armaiyn menjadi pahlawan sepak bola Indonesia.
(Baca Juga: Masyarakat Penasaran dengan Timnas Indonesia U-19, Indra Sjafri: Tunggu Saja Strategi Saya di Piala AFF U-18)
Indra Sjafri dan seluruh anggota skuat Timnas U-19 Indonesia era 2013 dielu-elukan, sangat dibanggakan, dan dipuji setinggi langit.
Euforia pemerintah dan rakyat Indonesia, terutama otoritas dan pencinta sepak bola Tanah Air, sangat luar biasa karena dahaga gelar langsung hilang lewat trofi yang pertama kali bagi Indonesia itu.
Prestasi itulah yang membawa Timnas U-19 Indonesia lolos ke putaran final Piala Asia (AFC) U-19 tahun 2014 di Myanmar.
Sayang, Garuda Jaya, julukan Timnas U-19 Indonesia di 2013, tak berkutik sama sekali di level Asia itu, sehingga terhenti di penyisihan grup.
Timnas U-19 Indonesia kalah tiga kali di Grup B melawan Uzbekistan, Australia, dan Uni Emirat Arab.
Api spirit Garuda Jaya di Piala AFF U-19 2013 rupanya redup pada Piala Asia U-19 2014 di negeri orang.
Kali ini, Timnas U-19 Indonesia kembali tampil di negeri orang itu, Myanmar.
Ingat, keberhasilan 2013 diraih di negeri sendiri, tepatnya di Jawa Timur (Gresik dan Sidoarjo).
Timnas U-19 Indonesia saat ini diisi hampir 100% energi baru.
Mampukah Indra Sjafri mengulang memori 2013?
Blusukan
Indra Sjafri bukanlah legenda sepak bola Indonesia.
Pengalaman bermain Indra Sjafri pun boleh dibilang tak mentereng seperti pelatih lain.
Satu-satunya klub profesional yang pernah menerima Indra Sjafri sebagai pemain adalah PSP Padang (1986-1991).
Indra Sjafri lahir di daerah kecil di Lubuk Nyiur, Batang Kapa, Pesisir Selatan, Sumatera Barat, 2 Februari 1963.
Setelah gagal di Piala Asia U-19, Indra Sjafri dipecat oleh PSSI.
Selama tiga tahun mengasuh Timnas U-19 Indonesia, Indra Sjafri berprestasi dengan menjuarai HKJC International Youth Invitational Tournament 2013 U-18 dua kali, juara Piala AFF-19 2013, dan lolos ke Piala Asia U-19 2014.
(Baca Juga: Indonesia Juara di HKFA U-18, Indra Sjafri Senang)
Tidak lama menganggur, tahun 2015 Indra Sjafri dipinang Bali United untuk menjadi pelatih kepala dengan kontrak lima tahun.
Baru satu tahun melatih Bali United, angin segar berembus dari Senayan, Jakarta, di awal 2017.
Setelah PSSI terbebas dari sanksi FIFA , Indra Sjafri kembali dipercaya oleh Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi untuk membina Timnas U-19 Indonesia.
Di era Evan Dimas dkk, Indra Sjafri menemukan banyak bakat muda pesepak bola Indonesia.
Indra Sjafri mencari pemain dengan cara blusukan, mengunjungi sejumlah daerah dari Aceh sampai Papua untuk membentuk Timnas U-19 Indonesia ideal.
Untuk skuat Timnas U-19 Indonesia tahun ini, Indra Sjafri tetap menerapkan cara blusukan, walau tak segencar dulu.
Indra Sjafri sebetulnya sudah mendapatkan 50 pemain hasil rekomendasi dari PSSI.
Namun, pria yang rajin update akun media sosial itu memilih untuk tetap blusukan ke beberapa daerah, terutama di Indonesia bagian timur.
Menurut Indra Sjafri, 50 pemain dari PSSI itu terlalu Jawa-sentris.
Padahal, potensi pemain sepak bola dari Indonesia Timur tidak kalah dari pemain di Pulau Jawa.
Pada Maret 2017, Indra Sjafri blusukan ke Nusa Tenggara Timur (NTT), tepatnya di Kabupaten Ngada, Flores, untuk mencari pemain berbakat.
Indra Sjafri memandang Flores banyak menyimpan bakat emas pesepak bola Indonesia terpendam yang tidak terlatih dan tersalurkan dengan baik.
(Baca Juga: Potensi Sepak Bola di Kabupaten Ngada)
Indra Sjafri juga lebih mengandalkan kompetisi-kompetisi usia muda seperti Liga Nusantara, Piala Soeratin, dan Liga Santri.
Dari Piala Soeratin, Indra Sjafri menemukan bakat yang luar biasa pada sosok Egy Maulana Vikri.
Egy Maulana menjadi top scorer di Persab Brebes tahun 2016.
Dari Liga Santri, Indra Sjafri memanggil M Rafli Mursalim, top scorer Liga Santri 2016.
Indra Sjafri juga menerima 12 pemain Indonesia yang bermain di luar negeri.
PSSI mengundang ke-12 pemain untuk mengikuti seleksi Timnas U-19 Indonesia bersama Indra Sjafri.
Indra Sjafri memang menginginkan Timnas U-19 Indonesia menjadi cermin keberagaman bangsa dari Sabang sampai Merauke.
Atas dasar itulah, Timnas U-19 Indonesia sekarang dijuluki skuat Garuda Nusantara.
Pada akhir Maret 2017, dari 75 pemain yang masuk radar Indra Sjafri, terpilihlah 35 orang untuk Timnas U-19 Indonesia yang akan mengikuti pemusatan latihan mulai 19 Maret 2017.
Persiapan Timnas U-19 Indonesia dimulai dari situ.
Hampir setiap minggu Indra Sjafri melakukan penciutan pemain untuk memilih 23 nama yang akan berangkat ke Piala AFF U-18 di Myanmar.
Timnas U-19 Indonesia melakoni beberapa kali uji coba untuk mengukur kekuatan tim, baik melawan tim lokal maupun internasional seperti kontra Espanyol B.
Timnas U-19 Indonesia juga mengikuti turnamen internasional di Prancis, yaitu Turnamen Toulon, 29 Mei-10Juni 2017.
Indra Sjafri gagal di sana dan menjadi juru kunci tanpa menang dari tiga laga, tapi setidaknya Egy Maulana dkk sempat mengagetkan tim hebat Brasil, meski kalah tipis 0-1.
Indra Sjafri kini sudah bersama 23 pemain pilihannya, hasil persiapan selama sekitar delapan bulan.
Garuda Nusantara telah terbang ke Myanmar untuk mengikuti Piala AFF U-18.
Dari 23 nama itu, ada satu pemain yang cukup menonjol ketika membela Timasn U-22 Indonesia di SEA Games 2017.
Pemain itu adalah Saddil Ramdani dari Persela Lamongan.
Pengalaman Saddil Ramdani bersama Garuda Muda di SEA Games diharapkan menjadi motivasi bagi dirinya dan rekan-rekan di Timnas U-19 Indonesia.
Lebih Baik
Sulit dihindari, masyarakat pasti akan membandingkan Timnas U-19 Indonesia tahun ini dengan 2013.
Egy Maulana, yang dinilai akan menjadi bintang penggerak permainan dari lini tengah, tak mau sesumbar membandingkan timnas era Evan Dimas dengan masanya saat ini.
Nama Egy Maulana sempat menjadi buah bibir ketika mendapatkan pernghargaan Jouer Revelation Trophee di Turnamen Toulon 2017 Prancis.
Penghargaan ini diberikan bagi pemain yang dianggap paling berpengaruh dalam tim.
Nama besar seperti Cristiano Ronaldo dan Zinedine Zidane pernah menerima piala itu.
Selain itu, permainan Egy Maulana juga dipuji pelatih Espanyol B mirip sosok bintang Barcelona, Lionel Messi.
(Baca Juga: VIDEO - Skill Mengagumkan Calon Bintang Timnas U-19 Indonesia)
Indra Sjafri tak ragu-ragu untuk mengakui Timnas U-19 Indonesia kali ini jauh lebih baik dari era Evan Dimas dkk, baik secara fisik maupun permainan.
Di Timnas U-19 Indonesia kali ini, Indra Sjafri akan menggunakan formasi 4-1-3-1-1 dengan Egy Maulana sebagai pengatur serangan dan Shagara Putra sebagai juru gedor.
Formasi ini diberi nama Sang Garuda.
Kala melatih Timnas U-19 Indonesia era Evan Dimas dkk, Indra Sjafri lebih sering menggunakan formasi 4-3-3.
Dalam formasi itu, Evan Dimas dijadikan sebagai pengatur serangan atau playmaker.
Pada Piala AFF U-18 tahun ini, Indonesia tergabung di Grup A bersama Brunei Darussalam, tuan rumah Myanmar, Filipina, dan Vietnam.
Awalnya ada Selandia Baru di grup itu, tapi kemudian mengundurkan diri.
Skuat Garuda Nusantara akan melakoni pertandingan perdana melawan Myanmar pada 5 September 2017.
(Baca Juga: Jadwal Live Indosiar Timnas U-19 Indonesia di Piala AFF)
Dari sisi peta kekuatan tim, bisa dibilang hanya Myanmar dan Vietnam di Grup B yang menjadi pesaing terberat untuk Indonesia.
Di Grup A ada Thailand, Malaysia, Timor Leste, Laos, Kamboja, dan Singapura.
Hanya juara grup dan runner-up yang lolos ke semifinal.
Jika Indra Sjafri bisa lolos dari ujian Grup B, BolaSport.com memprediksi Egy Maulana dkk berpotensi besar membawa pulang trofi Piala AFF U-18 ke Tanah Air.
Rakyat Indonesia kini sangat berharap pria Minang itu membawa trofi Piala AFF U-18 ke Tanah Air.
Trofi itu akan menjadi obat penyembuh luka masyarakat Indonesia setelah Timnas U-22 Indonesia gagal meraih medali emas di SEA Games 2017.
Tentu saja, tantangan kali ini sangat jauh berbeda dengan 2013.
Sebagaimana diingatkan di awal kolom ini, Timnas U-19 Indonesia bermain di negeri orang, bukan di Tanah Air seperti tahun 2013.
Ingat, negeri orang bernama Myanmar itu baru saja dikalahkan Timnas U-22 Indonesia dalam perebutan medali perunggu SEA Games 2017.
Kepakkan sayapmu, Garuda Nusantara!
Terbanglah setinggi-tingginya untuk meraih prestasi yang dinanti semua anak negeri.
SKUAT TIMNAS U-19 INDONESIA
DI FINAL KONTRA VIETNAM
Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Jawa Timur
22 September 2013
(Indonesia menang adu penalti 7-6 setelah 0-0 hingga perpanjangan waktu)
Starting XI
Ravi Murdianto
Putu Gede Juni Antara
Muhammad Fatchu Rohman
Evan Dimas Darmono
Muhammad Hargianto
Dinan Yahdian Javier
Muchlis Hani Ning Syaifulloh
Muhammad Sharul Kurniawan
Hansamu Yama Pranata
Zulfiandi
Ilham Udin Armaiyn
Cadangan
Rully Desrian
Febly Gushendra
Mahd Fahri Albaar
Muhammad Dimas Drajad
Henbra Sandi Gunawan
Dimas Sumantri
Maldini
Paulo O Sitanggang
Al Qomar Tehupelasury
SKUAT TIMNAS U-19 INDONESIA
DI PIALA AFF U-18 MYANMAR
4-17 September 2017
Kiper
Muhammad Riyandi (Barito Putera)
Gianluca P Rossy (Jawa Tengah)
Aqil Savik (Jawa Barat)
Belakang
M Rifad Marasabessy (Madura United)
Dedi Tri Maulana (Sulawesi Tengah)
Rachmat Irianto (Persebaya)
Julyano Pratama Nono (Ragunan)
Kadek Raditya (Bali)
Firza Andika (Sumatera Utara)
Irsan Lestaluhu (Maluku)
Samuel Christianson (Persija U-19)
Nurhidayat Haris (PSM Makassar)
Tengah
Syahrian Abimanyu (Persija U-19)
Witan Sulaeman (Ragunan)
Resky Fandi Witriawan( Sulawesi Barat)
Muhammad Iqbal (Sumatera Barat)
Feby Eka Putra (Jawa Timur)
Saddil Ramdani (Persela Lamongan)
Asnawi Mangkualam (PSM Makassar)
Egy Maulana Vikri (Ragunan)
M Lutfi Kamal (DKI Jakarta)
Depan
Hanis Saghara Putra (Jawa Timur)
M Rafli Mursalim (DKI Jakarta)
Editor | : | Taufik Batubara |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar