Berusia 23 tahun dan bermain di klub sebesar Juventus tentu menjadi tantangan tersendiri bagi seorang Paulo Dybala.
Paulo Dybala, pemuda kelahiran Laguna Larga, Cordoba, Argentina, dibeli Juventus dari Palermo seharga 32 juta euro menjelang musim 2015-2016.
Dari 99 penampilannya bersama Juventus, Dybala sudah mencetak 49 gol di semua ajang.
Penampilan impresif membuatnya diberi kepercayaan untuk memakai nomor punggung keramat milik Juventus, yakni 10, guna mengarungi musim 2017-2018.
Saat pertama kali masuk ke Juventus, striker bernama lengkap Paulo Bruno Exequiel Dybala itu diberi nomor punggung 21, yang sebelumnya dipakai Andrea Pirlo.
Baru diberi nomor punggung 10, Dybala langsung menggila dengan mencetak 5 gol di 3 laga Juventus pada awal musim Liga Italia 2017-2018.
Mencetak 5 gol dari 3 laga tentunya bukan hal yang mudah bagi beberapa pemain sepak bola.
Siapa Korban Dybala Saat Itu?
Lima gol Dybala dicetak ke gawang Cagliari (1), Genoa (3), dan Chievo (1).
Level Cagliari, Chievo, dan Genoa tentu berada jauh di bawah Juventus yang sudah menjuarai Liga Italia sebanyak 33 kali.
Setelah bertemu Cagliari, Chievo, dan Genoa, Juventus harus berjumpa raksasa Catalan, Barcelona, di Liga Champions musim 2017-2018.
Tahukah kalian bahwa tim besar Eropa yang menjadi korban Dybala dari musim 2015 sampai 2017 hanya Bayern Muenchen dan Barcelona?
Konsistensi dan mentalitas Dybala tentu harus diuji lagi ketika Juventus bertemu tim besar sekelas Barcelona di matchday pertama Liga Champions musim 2017-2018.
Apa yang terjadi pada Dybala saat bertemu Barcelona?
Tak seperti saat perempat final Liga Champions musim 2016-2017, pada pertandingan tersebut Dybala tampak mati kutu di hadapan Sergio Busquets, Gerard Pique, dan Samuel Umtiti.
Hasilnya, Juventus yang tampil tanpa beberapa pilar harus mengakui keunggulan Barcelona dengan skor telak 0-3 di Camp Nou.
Laman pundit sepak bola Whoscored mencatat, Dybala hanya melakukan 1 kali dribel dan menjadi pemain kedua yang sering dilanggar setelah Lionel Messi.
Whoscored memberikan rating kepada Dybala sebesar 6,5.
Melihat kondisi tersebut, tentunya kita harus mempertanyakan konsistensi dan mentalitas seorang Paulo Dybala.
Karena tak hanya di pertandingan lawan Barcelona, di final Liga Champions 2016-2017 melawan Real Madrid mentalitas dan konsistensi Dybala juga diuji.
Memang patut diakui bahwa Dybala tampil brilian saat bertemu Barcelona di perempat final Liga Champions musim 2016-2017.
Tetapi Dybala, yang sempat menjadi penentu kemenangan Juventus atas Barcelona, justru tampil di bawah rata-rata saat melawan Real Madrid.
Di pertandingan sekrusial itu, alih-alih mencetak gol, Dybala malah mendapatkan kartu kuning dan tak bisa berbuat apa-apa di hadapan Casemiro dkk.
Penampilan pemain berjuluk La Joya atau Sang Permata tersebut menjadi sorotan banyak pihak.
Dybala mendapatkan rating mengecewakan dari laman Whoscored, yakni 5,9, saat melawan Real Madrid di final.
Nilai itu tentu jauh bagi seseorang yang digadang-gadang akan menjadi suksesor Lionel Messi.
Perbandingan Menyakitkan
Pernahkah kalian punya pacar dan dikait-kaitkan dengan mantan kekasih?
Tentu tidak enak jika kita dibanding-bandingkan dengan orang lain.
Bisa jadi kondisi tersebut terjadi pada Dybala.
Postur kecil dan kidal memang membuat Dybala sering dikait-kaitkan dengan megabintang Lionel Messi.
Dybala mungkin tertekan karena media dan publik terus menyama-nyamakannya dengan Messi.
Legenda Juventus, Edgar Davids, sempat buka suara tentang kondisi Dybala yang sering dikait-kaitkan dengan Messi.
Davids menilai, jika Dybala terus-menerus dikaitkan dengan Messi, maka itu akan semakin menghancurkan karier mantan pemain Instituto de Cordoba tersebut.
"Jika Anda ingin menyakiti Dybala, lanjutkan dengan perbandingan ini (dengan Messi)," kata Davids kepada La Gazzetta dello Sport.
"Kita harus membiarkannya tumbuh dengan damai. Juventus memiliki bakat luar biasa di tangan mereka, tapi Dybala tidak perlu diberi terlalu banyak tekanan," kata pemain berkacamata itu.
Davids menilai bahwa Messi saat ini berada di level permainan yang lebih tinggi dari siapa pun.
Haruskah Dybala Hengkang?
Mantan kolega Dybala di Juventus, Dani Alves, sempat berkata bahwa apabila Dybala ingin berkembang, maka dia harus pergi secepatnya dari Juventus.
Dani Alves memang mengakui potensi Dybala, tetapi akan lebih baik jika Dybala meninggalkan markas La Vecchia Signora itu.
"Tapi saya pikir agar dia bertambah baik dalam segala hal dan membuktikan dirinya, suatu hari nanti harus meninggalkan Juventus, meski saya tidak tahu kapan," ujar Dani Alves kepada Marca.
Pada bursa transfer musim panas 2017, pesepak bola bertinggi badan 177 cm (lebih tinggi 7 cm dari Messi) itu santer dikabarkan akan dibeli Barcelona untuk menggantikan Neymar, yang hengkang ke Paris Saint-Germain.
Namun, transfer tersebut urung terjadi karena Juventus dikabarkan menolak tawaran Barcelona.
Melihat kondisi tersebut, baru-baru ini Dybala menanggapi hal tersebut.
"Saya sebetulnya tidak tahu apakah Barcelona ingin membeli saya di bursa transfer musim panas ini karena tak seorang pun memberi tahu saya" ujar Dybala dalam jumpa pers sebelum laga Barcelona versus Juventus.
"Juventus juga tak pernah memberi tahu saya bahwa memang ada penawaran resmi dari klub lain," kata penyerang Argentina itu.
Meski begitu, Dybala juga pernah berkata, "Jika presiden (Juventus) ingin saya bertahan, maka saya akan bertahan selama mungkin."
Dybala saat ini masih memiliki kontrak dengan Juventus hingga 2022.
Perjalanan karier Dybala masih cukup panjang.
Seniornya, Lionel Messi, masih produktif di usia 30 tahun.
Produktivitas itu dipertontonkan Messi langsung di hadapan Dybala dengan mencetak dua gol saat Barcelona menjamu Juventus di Camp Nou, Rabu (13/9/2017) dini hari WIB, dalam laga pertama Grup D Liga Champions 2017-2018.
Mari kita tunggu kembali sekilau apa konsistensi dan mentalitas Sang Permata Juventus itu.
Editor | : | Taufik Batubara |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar