Pada era 1990-an, sepak bola Italia mengenal Le Sette Sorelle, Tujuh Bersaudara. Julukan itu diberikan kepada Inter Milan, Juventus, AC Milan, AS Roma, Parma Calcio, ACF Fiorentina, dan SS Lazio.
Istilah itu muncul karena tujuh besar klasemen Liga Italia alias Serie A biasanya dikuasai oleh tim tersebut.
Tak hanya di kompetisi domestik, mereka juga bersaing di kompetisi antarklub Eropa.
Faktanya, kecuali Roma dan Fiorentina, kelima klub lain bisa menguasai kompetisi Eropa pada era tersebut, baik di ajang Liga Champions, Piala UEFA atau Piala Winner.
Kelima klub tersebut saling bergantian menjadi kampiun, terutama di ajang Piala UEFA.
Pada 1990-an, pesepak bola top dunia berlomba-lomba bermain di Italia melihat tingginya level persaingan.
Ketujuh klub itu memang merupakan pesaing juara.
Bukan hal aneh di belakang tujuh klub "bersaudara" itu dimiliki oleh famiglia kaya lokal.
Juventus dimiliki keluarga Agnelli, Milan oleh Berlusconi, Inter oleh Moratti, Fiorentina oleh Cecchi Gori, Roma oleh Sensi, Parma oleh Tanzi, dan Lazio oleh Cragnotti.
Para kepala "keluarga" itu yang membuat klub-klub tersebut sanggup mendatangkan pemain top berkat suntikan uang pribadi atau dari uang perusahaan yang mereka miliki.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar