Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Kebobolan 18 Kali dalam 10 Laga, Aya Naon Liverpool?

By Weshley Hutagalung - Senin, 25 September 2017 | 19:35 WIB
Manajer Liverpool, Jurgen Klopp, bersama Dejan Lovren dan kiper Simon Mignolet usai pertandingan Liga Inggris melawan Southampton di Anfield 7 Mai 2017.
PAUL ELLIS/AFP
Manajer Liverpool, Jurgen Klopp, bersama Dejan Lovren dan kiper Simon Mignolet usai pertandingan Liga Inggris melawan Southampton di Anfield 7 Mai 2017.

Di bursa transfer musim panas 2017, Liverpool FC mengeluarkan uang sebesar 80 juta pound untuk 3 pemain. Tak ada nama keren untuk menambah kekuatan di lini belakang.

Tiga nama yang membuat kas Liverpool berkurang adalah Mohamed Salah, Alex Oxlade-Chamberlain, dan Andrew Robertson.

Dua nama pertama beroperasi di lini tengah dan bersifat agresif.

Andrew Robertson... hm, siapa dia?

Pria Skotlandia berusia 23 tahun ini dibeli dari Hull City dengan biaya 6,3 juta pound. Ia biasa bertugas sebagai bek kiri. Kemampuannya?

Sudah benarkah taktik belanja tim asuhan Juergen Klopp itu dengan membeli pemain minim pengalaman level atas seperti Andrew Robertson?

Kalau mengulik pemberitaan terkait Liverpool dalam beberapa tahun terakhir, aspek pertahanan tak pernah berhenti dari sorotan.

Benarkah rapuhnya pertahanan Liverpool yang menggagalkan mereka menjadi juara Liga Ingggris untuk pertama kali di era Premier League?

Pertengahan September 2017, usai bermain 2-2 menjamu Sevilla di ajang Liga Champions, Juergen Klopp harus beraksi membela anak buahnya.

Pertahanan Liverpool menjadi bahan kritikan banyak orang. Termasuk kinerja duet pilihan Jurgen Klopp: Dejan Lovren dan Joel Matip.

Kegagalan mendapatkan Virgil van Dijk dari Southampton pun dijadikan bahan untuk mengkritik strategi Liverpool di bursa transfer.

(Baca Juga: Juergen Klopp: Saya Bisa Menulis Buku tentang Taktik Pertahanan)

"Bila Dejan Lovren harus menjadi starter, saya membayangkan betapa buruknya pemain belakang Liverpool yang ada di bangku cadangan."

Ucapan ini muncul dari legenda pertahanan Liverpool asal Skotlandia, Steve Nicol. Sungguh tajam dan pedas untuk didengar.

Steve Nicol bukan pemain sembarangan.

Sebagai bek Liverpool (1981-1994), Steve Nicol berkontribusi atas kehadiran 4 gelar First Division Liga Inggris (1983-1984, 1965-1986, 1987-1988, dan 1989-1990).

Dalam buku prestasi Liverpool, terakhir kali mereka menjadi juara liga adalah First Division 1989-1990, ketika masih ada Nicol di sana.

Sejak kasta tertinggi Liga Inggris bernama Premier League pada musim 1992-1993, nama Liverpool FC tak pernah ada di daftar pemenang.

Kritikan bertubi-tubi tentu punya dampak terhadap kenyamanan para pemain.

Video yang memperlihatkan sentuhan pertama Dejan Lovren ketika Liverpool melawan Leicester City (23/9/2017) bisa menceritakan betapa dahsyatnya "perhatian" media massa serta media sosial yang kini menjadi "senjata" masyarakat.

Usai mengalahkan Leicester City 3-2 di Stadion King Power pada Sabtu (23/9/2017) di ajang Liga Inggris, kembali pertahanan Liverpool menjadi bahan pembicaraan.

Tambahan 2 gol dari Shinji Okazaki dan Jamie Vardy membuat pertahanan Liverpool kebobolan sebanyak 11 kali dalam 6 pertandingan awal musim 2017-2018.

Benteng Liverpool hanya lebih baik daripada 3 tim papan bawah saat ini: Crystal Palace (peringkat 20), West Ham (18), Leicester (17).

Bila dihitung dalam 10 pertandingan terakhir musim ini di semua kompetisi, gawang Liverpool FC sudah kebobolan 18 kali.

Rata-rata, gawang The Reds jebol 1,8 per pertandingan.

Bandingkan kualitas pertahanan Liverpool dengan tim elite Inggris lain.

Dari 10 pertandingan terakhir di semua kompetisi musim ini, Manchester City hanya kebobolan 4 kali.

Tim merah dari kota yang sama, Manchester United, juga hanya kemasukan 6 kali dari 10 pertandingan.

Walau penampilannya tak sebaik musim lalu, juara Liga Inggris 2016-2017, Chelsea, kebobolan tak mencapai 2 digit di jumlah laga yang sama.

Chelsea kemasukan 9 gol dari 10 pertandingan di semua kompetisi.

(Baca Juga: Antonio Conte Lempar Kode buat Tim-tim Italia)

Mengutip saudara-saudara kita di Tanah Sunda, pantas kita bertanya seperti ini, "Aya naon, Liverpool? Kenapa pertahanan gampang kebobolan?"

Sebagus-bagusnya barisan penyerangan sebuah tim, tetap dibutuhkan kestabilan dalam menjaga pertahanan.

Buat apa mencetak 3 gol bila lawan juga mampu melakukannya ke gawang kita atau bahkan lebih banyak, bukan?

Mengkritik pertahanan Liverpool bukan hanya milik Steve Nicol.

Mantan bek Liverpool, Jamie Carragher, juga pernah melakukannya pada Agustus 2017.

Kata Jamie Carragher, bukan pembelian Virgil van Dijk yang akan memperbaiki buruknya pertahanan Liverpool, melainkan bergantung pada strategi yang dimiliki Jurgen Klopp.

Salah satu titik lemah pertahanan Liverpool menurut Jamie Carragher adalah saat menerima bola-bola mati dan serangan balik lawan.

Ada yang mau membantah pendapat Jamie Carragher?

Di Liga Inggris musim lalu, gawang Liverpool FC kebobolan sebanyak 42 kali.

Tiga tim di atasnya memiliki pertahanan lebih baik, yakni Chelsea (33 kebobolan), Tottenham Hotspur (26), dan Manchester City (39).

Liga Inggris 2015-2016, gawang Liverpool kemasukan 50 gol.

Bandingkan dengan tim juara ketika itu, Leicester City, yang kebobolan 36 gol.

Lalu, Arsenal juga kemasukan 36, Tottenham Hotspur (35), Manchester City (41) atau Manchester United (35).

Mundur setahun lagi (2014-2015), sebanyak 48 kali gawang Liverpool kebobolan dari 38 pertandingan Liga Inggris.

Sang juara saat itu, Chelsea FC, kebobolan 32 kali, disusul Manchester City (38), Arsenal (36), dan Manchester United (37).

Lalu, sampai kapan pendukung Liverpool tenang melihat aksi pembelian Juergen Klopp dalam menambal lubang di pertahanan The Reds?

Sejak bertugas di Liverpool pada Oktober 2015, Jurgen Klopp tak banyak membeli pemain belakang.

Dua pemain ini adalah pembelian Juergen Klopp yang awalnya dijadikan solusi untuk membantu kinerja Dejan Lovren dkk, yakni Ragnar Klavan (FC Augsburg, 4,5 juta pound) dan Joel Matip (Schalke 04, gratis).

Joel Matip masih belum stabil memperlihatkan ketangguhannya, terutama dalam duel-duel di udara, seperti ketika masih berseragam Schalke.

Pria Kamerun dengan tubuh 195 cm itu juga gagal melanjutkan ayunan kepalanya yang berbahaya di mulut gawang lawan ketika berkompetisi di Liga Jerman (2011-2016).

Joel Matip, Dejan Lovren, dan Ragnar Klavan adalah pilihan utama Juergen Klopp di depan gawang Liverpool.

Joel Matip tak tergantikan dan selalu bermain penuh di 6 laga.

(Baca Juga: Diusir Wasit, Jose Mourinho Dibela Legenda Manchester United)

Siapakah tandem terbaik untuk Matip? Juergen Klopp masih melakukan rotasi antara Dejan Lovren dan Ragnar Klavan.

Keduanya turun masing-masing 3 pertandingan Liga Inggris.

Tentu tugas menjaga pertahanan bukan hanya milik mereka bertiga.

Liga Inggris 2017-2018 baru berjalan 6 pekan, Juergen Klopp sudah menurunkan 7 pemain belakang.

Apakah Jurgen Klopp masih dihinggapi keragu-raguan dalam memilih pilar pertahanan?

Selama Klopp gagal membenahi kualitas pertahanan The Reds, selama itu pula akan muncul pertanyaan: "Aya naon, Liverpool?"

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Weshley Hutagalung
Sumber : BolaSport.com, berbagai sumber
REKOMENDASI HARI INI

China Dilanda Kabar Buruk Jelang Lawan Timnas Indonesia, Kapten Tim dan Dua Pemain Andalan Lain Dipastikan Absen

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Klasemen

Klub
D
P
1
Liverpool
6
15
2
Man City
6
14
3
Arsenal
6
14
4
Chelsea
6
13
5
Aston Villa
6
13
6
Fulham
6
11
7
Newcastle
6
11
8
Tottenham
6
10
9
Brighton
6
9
10
Nottm Forest
6
9
Klub
D
P
1
Persebaya
7
17
2
Borneo
7
15
3
Bali United
7
14
4
Persib
7
13
5
PSM
7
12
6
Persik
7
11
7
Persita
7
11
8
Persija Jakarta
7
9
9
PSBS Biak Numfor
7
9
10
Arema
7
9
Klub
D
P
1
Barcelona
8
21
2
Real Madrid
8
18
3
Atlético Madrid
8
16
4
Villarreal
8
15
5
Athletic Club
8
14
6
Mallorca
8
14
7
Osasuna
8
14
8
Real Betis
8
12
9
Rayo Vallecano
8
10
10
Celta Vigo
8
10
Klub
D
P
1
Napoli
6
13
2
Juventus
6
12
3
Milan
6
11
4
Inter
6
11
5
Torino
6
11
6
Empoli
6
10
7
Lazio
6
10
8
Udinese
6
10
9
Roma
6
9
10
Como
6
8
Pos
Pembalap
Poin
1
J. Martin
312
2
F. Bagnaia
305
3
M. Marquez
259
4
E. Bastianini
250
5
B. Binder
161
6
P. Acosta
152
7
M. Viñales
139
8
A. Espargaro
119
9
F. Di Giannantonio
119
10
A. Marquez
114
Close Ads X