Cukup melekat stigma pada Jose Mourinho bahwa ia pelatih yang dapat menghancurkan karier pesepak bola muda ataupun tua dan tidak ragu menyingkirkan pemain hebat yang tak diinginkan.
Akan tetapi, belakangan, dia malah mengangkat performa sejumlah pemain Manchester United yang sempat lama meredup.
Sebelum Mourinho bertugas di sebuah tim, nama-nama seperti Vitor Baia (Porto), Dejan Stankovic (Inter Milan), dan Iker Casillas (Real Madrid) merupakan pemain reguler di klub masing-masing.
Akan tetapi, mereka segera akrab dengan bangku cadangan gara-gara Mou.
Korban lain adalah Juan Mata.
Menyandang status pemain terbaik Chelsea dua musim beruntun, gelandang asal Spanyol itu kehilangan tempatnya sebagai pemain reguler saat Mou kembali bertugas di Stamford Bridge pada 2013.
(Baca Juga: 4 Fakta Menarik dari Kekalahan Pertama Rafael Benitez dalam 4 Laga Terakhir di Liga Inggris)
Mata kemudian bergabung dengan United pada Januari 2014.
Tak cuma pemain yang sudah jadi, pesepak bola muda yang dicap memiliki talenta hebat juga mandek di tangan Mourinho. Romelu Lukaku dan Kevin De Bruyne di antaranya saat kedua pemain masih di Chelsea.
Cap negatif itu sesungguhnya masih membayangi Mourinho di klubnya sekarang.
Manajer asal Portugal itu mengabaikan Luke Shaw, bek kiri yang menikmati musim debut cukup positif di Iblis Merah pada 2014-2015.
Mou juga jarang menggunakan jasa Anthony Martial. Sang sayap kiri tidak bermain jelek, tapi ia harus sering dirotasi dengan Marcus Rashford di posisi tersebut.
Rekam jejak Mourinho tersebut sepertinya tidak memengaruhi beberapa pemain di United saat ini.
Malah, Mou bak seorang montir jenius yang sukses mengubah pemain yang sepertinya sudah usang malah menjadi berfungsi optimal.
Pada musim debut Mourinho, ada Antonio Valencia. Karier dari pemain yang direkrut pada 2009 itu suram di musim terakhir Sir Alex Ferguson bertugas di United pada 2012-2013.
(Baca Juga: Jika Catalunya Jadi Merdeka, Ini Susunan Pemain Terbaik untuk Tim Nasional Mereka)
Namun, di tangan Mourinho, bek kanan asal Ekuador itu mengingatkan suporter United alasan mengapa ia masuk ke PFA Premier League Team of the Year pada 2009-2010 dan menjadi pemain terbaik United pada 2011-2012.
Kehebatan Valencia di 2016-2017 membuatnya menyabet gelar Pemain Terbaik United versi para rekan setim dan masuk skuat terbaik Liga Europa.
Kiprah Valencia di musim lalu juga berlanjut di musim ini. Pos bek kanan Manchester Merah praktis menjadi miliknya.
Valencia tak sendirian yang merasakan tangan dingin Mourinho musim lalu. Marouane Fellaini juga bangkit berkat Mou meski perkembangannya lebih lambat dari Valencia.
Gelandang asal Belgia itu cukup sering di bangku cadangan bila dibandingkan dengan Valencia, termasuk di beberapa gim di awal 2017-2018.
Namun, Fellaini tak protes. Pernyataannya bahwa ia siap mati demi Mourinho sukses meluluhkan hati sang manajer.
Tekad Fellaini berbuah manis. Saat ini, ia rutin starter buat United. Permainannya tak mengecewakan suporter klub itu.
Montir Mourinho punya dua pelanggan baru di bengkelnya musim ini. Mereka adalah Phil Jones dan Ashley Young, dua pemain senior yang beberapa tahun terakhir terpinggirkan karena persoalan cedera.
(Baca Juga: Diikuti Peserta dari Thailand hingga Fiji, Gathnas 4 Indonesian Toon Army Jadi Viral)
Jones selalu bermain setiap menitnya di EPL 2017-2018, berduet dengan bek utama United sejak musim lalu, Eric Bailly.
Hal ini mengejutkan. Banyak yang mengira Bailly bakal berpartner dengan pemain baru, Victor Lindeloef, di jantung pertahanan United.
Pun begitu dengan Young. Sejak tampil penuh kontra Basel di LC (12/9/17), dia rutin di starting XI united. Pemain berusia 32 tahun itu tampil penuh kontra Everton (17/9/17) dan Southampton (23/9/17).
Mou menyulap Young sebagai full-back yang bisa ditempatkan sebagai bek kiri dan bek kanan United. Dia menyumbang assist pada kontra Basel saat bermain sebagai bek kanan, dan melepaskan crossing terukur pada gol Romelu Lukaku kontra Soton ketika beraksi sebagai bek kiri.
Jones dan Young bermain memikat. Ketangguhan Jones dan umpan-umpan silang Young mengundang pujian.
Apa kunci keberhasilan bengkel Mourinho pada keempat pemain itu? Dia memperbaiki mentalitas tim yang porak-poranda di era kepelatihan David Moyes dan Louis van Gaal.
"Para pemain harus punya mentalitas tepat. Mungkin akan lebih sulit untuk memotivasi mereka bila mereka tidak punya mentalitas juara," begitu kata Mourinho di Mei 2017.
Kebangkitan Valencia, Fellaini, Jones, dan Young perlu dijadikan inspirasi oleh rekan-rekannya yang sekarang sulit bermain rutin jika ingin mendapat kepercayaan Mourinho.
Bagaimanapun, sebagai manajer, Mourinho tidak akan keberatan bengkelnya mendapat pelanggan baru lagi demi hadirnya berbagai trofi di akhir musim ini.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | - |
Komentar