Menurut kamus bahasa Indonesia, angkasa adalah lapisan udara yang meliputi bumi.
Bahkan, dalam contoh kalimat yang diberikan sang kamus, angkasa bumi ini dikatakan memiliki ketebalan 300 kilometer!
Artinya, apabila seseorang terbang ke angkasa, dia hampir mustahil dikejar oleh penghuni bumi.
Pengibaratan tersebut yang di mata saya pas dalam menggambarkan kebangkitan Manchester City pada musim 2017-2018.
Setidaknya, apabila menilik performa The Citizens hingga pekan ketujuh Liga Inggris.
(Baca Juga: Cuma 2 Pemain yang Bisa Gocek Lebih dari 40 Lawan Musim Ini, Nomor 1 Bukan Lionel Messi!)
Yuk, kita obrolin lebih jauh tim asuhan Josep Guardiola ini.
Hati saya tergerak untuk menulis tentang Manchester City setelah mereka menggilas Crystal Palace 5-0 di Stadion Etihad, Sabtu (23/9/2017).
Pasalnya, pertandingan Premier League pertama yang saya tonton langsung di Negeri Ratu Elizabeth II juga duel antara Man City dan Palace.
El gol de @Notamendi30 en la goleada por 5-0 de Manchester City ante Crystal Palace pic.twitter.com/oOHzaPSXu0
— Tomás Bence (@tbence) May 6, 2017
Menariknya, saat saya menikmati kursi empuk di Etihad pada 6 Mei 2017 itu, skor akhir pertandingan sama persis dengan partempuran teranyar mereka!
Greget Leroy Sane
Namun, ada satu perbedaan yang mencolok.
Ketika melihat dengan mata kepala sendiri permainan Man City, saya akui Leroy Sane benar-benar pemain sayap yang luar biasa.
Dia tercatat empat kali menggocek pemain Palace, yakni James McArthur (2 kali), Luka Milivojevic (1), dan Patrick van Aanholt (1).
Selain itu, Sane melepaskan lima tembakan, menciptakan satu peluang, dan mengirimkan satu operan kunci.
Nahas bagi pesepak bola kelahiran Essen, Jerman, 21 tahun silam ini, karena hingga ditarik keluar oleh Guardiola pada menit ke-84, dia tak mampu menyumbangkan gol maupun assist.
Akan tetapi, suporter Man City tetap memberikan tepuk tangan meriah dan mengelukan nama Sane ketika dia meninggalkan lapangan.
Pada duel vs Palace musim ini, Sane jauh lebih berbahaya.
Terbukti, dia menjadi Man of the Match berkat torehan satu gol dan dua assist.
Sane seolah ingin membuktikan bawah lesakan dua gol ke gawang Liverpool FC dari 33 menit penampilannya pada 9 September 2017 bukan sesuatu yang kebetulan.
Leroy Sané vs Liverpool (H) 17/18 - Deadly Cameo. RT/Likes appreciated. pic.twitter.com/QRIEoB9YSx
— Dave (@WideCreator) September 10, 2017
Ramuan Pep Guardiola
"Saya sangat yakin kemampuan penyelesaian akhir kami akan meningkat pada musim depan," kata Guardiola seusai Man City menang 3-1 atas West Bromwich Albion dalam partai kandang penutup di ajang Liga Inggris musim lalu.
"Kami memang menyudahi tiga laga kandang terakhir dengan bagus, tetapi alasan mengapa kami tidak dapat bertarung hingga akhir dalam perebutan gelar adalah karena sering kehilangan poin di kandang. Saya harap musim depan kami lebih baik," ucap Guardiola.
Dari 19 pertandingan kandang di Premier League musim 2016-2017, Man City harus rela tujuh kali ditahan seri dan menelan satu kekalahan.
Guardiola mulai berhasil membenahi kekurangan timnya dalam tiga laga kandang terakhir pada musim lalu dengan membungkam Palace (5-0), Leicester City (2-1), dan West Brom (3-1).
Penampilan kinclong tersebut sempat terhenti saat Man City ditahan imbang Everton 1-1 di Etihad pada laga kandang pembuka musim ini.
Akan tetapi, Guardiola dengan sigap mengobati luka penggemarnya melalui gelontoran 10 gol ke gawang Liverpool dan Palace.
Sane menjadi bintang lapangan bagi Guardiola dengan terlibat dalam 50 persen (3 gol, 2 assist) gol Man City tersebut!
Guardiola pun sukses mewujudkan ambisinya untuk membuat Sergio Aguero cs menjadi lebih runcing.
Saat ini, Man City duduk di puncak klasemen Liga Inggris dengan perolehan 19 poin, sekaligus menahbiskan diri sebagai tim paling tajam lewat koleksi 22 gol!
Tak cuma Sane yang menjadi pilar vital bagi Guardiola, melainkan Kevin de Bruyne dan Fabian Delph.
Kreatifitas Kevin De Bruyne
De Bruyne diplot Guardiola sebagai pemimpin orkestra Man City.
Kontribusi sosok asal Belgia ini sangat terasa saat Man City menjungkalkan Chelsea 1-0 di Stadion Stamford Bridge, Sabtu (30/9/2017).
De Bruyne menjadi Man of the Match pertandingan berkat gol tunggalnya pada menit ke-67.
Sepakan dari luar kotak penalti tersebut menjadi penuntas kebrilianan De Bruyne yang menciptakan enam peluang selama laga vs Chelsea.
Kevin De Bruyne 17/18 [via @TheHaIfSpace] pic.twitter.com/Nz9K5dfd8v
— Premier League Stuff (@EPLStuff) September 22, 2017
De Bruyne juga terlihat sangat lepas ketika melakukan selebrasi gol.
Pemain termahal sepanjang sejarah Man City dengan mahar 66,6 juta pounds (sekitar Rp 1,19 triliun) ini seperti ingin melampiaskan kekesalan selama berseragam Chelsea dalam kurun waktu 31 Januari 2012 hingga 18 Januari 2014.
Pada periode waktu itu, De Bruyne cuma diberikan kesempatan tampil sembilan kali, secara bergilir dipinjamkan ke KRC Genk (1 Februari 2012-30 Juni 2012) dan Werder Bremen (2 Agustus 2012-30 Juni 2013), serta puncaknya dicampakkan ke Vfl Wolfsburg (18 Januari 2014).
Dobrak Batas Fabian Delph
Di samping sanggup membangunkan raksasa tertidur dalam diri De Bruyne, Guardiola juga berhasil melakukan inovasi terhadap Fabian Delph.
Sejak melakoni debut di Liga Inggris bersama Aston Villa pada 15 Agustus 2009, Delph identik dengan posisi gelandang tengah.
Tidak heran, dia dicap biasa-biasa saja, mengingat bertaburnya gelandang elite di Inggris.
Guardiola pun memutar otak Delph 180 derajat untuk memaksa pemain berkepala plontos ini mencicipi posisi bek kiri.
Musim ini, Delph untuk pertama kalinya menempati posisi itu dan total telah tiga kali bermain di "rumah" barunya.
Klimaksnya ketika Delph tampil mengilap di percobaan ketiga sebagai full-back dalam partai melawan Chelsea.
Sepanjang pertandingan, Delph melakukan 101 sentuhan, melepaskan 70 operan tepat sasaran, dan menerjangkan lima tekel yang seluruhnya berhasil!
Artinya, dia mampu berandil sempurna baik dalam menyerang maupun mengawal pekarangannya.
Perlu dicatat, Man City menaklukkan The Blues tanpa kehadiran top scorer mereka di Premier League, Sergio Aguero (6 gol), yang menderita patah tulang rusuk akibat mengalami kecelakaan di Amsterdam, Kamis (28/9/2017).
Gas Pol Manchester City
Laju kencang The Citizens sekarang seperti membenarkan daftar unggulan bursa taruhan juara Liga Inggris pada awal musim yang menjagokan mereka di urutan teratas.
Seperti dikutip BolaSport.com dari talkSPORT, Man City (2/1) diunggulkan sejak awal musim dibandingkan juara bertahan Chelsea (7/2), ataupun kompetitor utama lainnya semacam Manchester United (15/4) dan Tottenham Hotspur (9/1).
(Baca Juga: Sejak Ditinggal Luis Suarez ke Barcelona, Daniel Sturridge Berubah)
Chelsea, yang musim lalu menjadi satu-satunya tim sanggup menggilas Man City dua kali, pun telah bertekuk lutut.
Saya optimistis musim ini memang momentumnya pasukan Guardiola menjadi kampiun Premier League.
Selamat ngebut menuju angkasa, Manchester City!
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar