benar layak menjadi film Marvel yang mendapatkan hasil ulasan terbaik.
Rotten Tomatoes memberi film ketiga Thor dalam Marvel Cinematic Universe (MCU) ini ponten 96%, mengalahkan Iron Man (2008, 94%).
Kalau pembaca belum menontonnya, lewatkan enam alinea di bawah ini. Soalnya, saya mau mengambil banyak referensi dari cerita Thor: Ragnarok. SPOILER ALERT!
Tokoh antagonis utama dalam Thor: Ragnarok adalah Hela, Sang Dewi Kematian dalam mitologi Nordik. Hela digambarkan begitu kuat. Dia barangkali salah satu villain terkuat yang pernah muncul dalam MCU.
Dalam pertemuan pertamanya dengan Thor, Hela langsung menghancurkan Mjolnir, palu senjata andalan sang tokoh utama. "Dia menghancurkan palumu seperti kaca," kata Loki, saudara angkat Thor.
(Baca Juga: Alasan Roberto Martinez Kembali Abaikan Radja Nainggolan dari Skuat Timnas Belgia)
Unjuk kekuatan Hela terus berlangsung sepanjang film. Warriors Three (Fandral, Hogun, dan Volstagg), trio ksatria Asgard teman seperjuangan Thor, mencoba menghadang. Hela membunuh mereka dengan sekali kepret, masing-masing tak sampai satu menit adegan film!
Bahkan saat Thor sudah membangkitkan kekuatan sejatinya di pertarungan terakhir, dia tetap tak bisa mengalahkan Hela. "Itu serangan petir terbesar sepanjang sejarah. Dia tidak apa-apa," ujar Thor hampir frustrasi.
Thor akhirnya menyadari yang bisa mengalahkan Hela adalah Ragnarok alias kiamat Asgard. Hela kuat selama berada di Asgard. Semakin lama semakin kuat. Satu-satunya jalan mengalahkannya adalah menghancurkan Asgard.
Jadilah Thor dan teman-temannya mengundang sumber kiamat Asgard: Surtur, raksasa lahar api yang ditakdirkan menghadirkan Ragnarok. Hela akhirnya bisa dikalahkan.
Saya seperti melihat keperkasaan ala Hela di Thor: Ragnarok dalam sepak terjang Manchester City saat ini. Kompetisi 2017/18 sudah berjalan hampir tiga bulan, The Citizens tampak begitu kuat.
Tim asuhan Pep Guardiola sudah melalui 16 pertandingan di semua ajang. Mereka menang 15 kali dan imbang satu kali, tanpa pernah terkalahkan.
(Baca juga: Hasil Liga Europa Grup A-F - Satu Tim Lolos ke 32 Besar, AC Milan Seri Lagi, Everton Tersingkir!)
Sejumlah tim kuat sudah mencoba menghadang. Semua kena kepret dengan begitu mudah. Liverpool dan Chelsea di Inggris sudah merasakannya. Napoli sebagai pemimpin klasemen Serie A saat ini pun sudah dilibas dua kali di fase grup Liga Champion.
Khusus di Inggris, tim-tim tradisional yang seharusnya menjadi penantang utama City malah kelihatan gamang dengan persoalan mereka sendiri.
Manchester United punya tendensi belum yakin pada kapasitas diri kalau bertemu tim kuat. Chelsea mendapati susahnya mengatur tim dengan fokus terbelah ke ajang lain.
Arsenal berkutat dengan problem spekulasi masa depan Mesut Oezil dan Alexis Sanchez. Liverpool? Ah, lagi-lagi sebuah musim PHP dari The Reds.
(Baca Juga: Aneh bin Ajaib, 3 Pemain Ini Paling Sering Dilanggar di Liga Champions, Nomor 2 Bek!)
Mungkin cuma Tottenham yang paling siap menjadi penantang. Tapi, Spurs punya problem klasik: tak punya tradisi juara.
Jadi, rasanya untuk saat ini tidak ada pihak luar yang kelihatan cukup mampu menggagalkan langkah City menjadi yang terbaik. Setidaknya di Premier League.
Seperti Hela di Thor: Ragnarok, yang bisa menjegal City mungkin adalah kiamatnya sendiri. Dalam artian problem internal pasukan Guardiola yang berpotensi membuat kesolidan performa mereka jadi terganggu.
Dari badai cedera dan skorsing, konsentrasi yang terbelah ke Liga Champion, sampai sikap mental yang meremehkan lawan gara-gara semuanya jadi terlihat terlalu mudah buat Sergio Aguero dkk.
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar