Salahkan skorsing FIFA yang dijatuhkan buat PSSI pada 2015.
Gara-gara hukuman itu, kita harus rela tim-tim Indonesia menjadi semacam kurcaci di pentas internasional.
Peringkat FIFA Indonesia merosot, per Januari 2018 berada di posisi 160.
Koefisien klub-klub Indonesia di Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) pun turun.
Gara-gara kemunduran itu, Bali United terkena getahnya.
Wakil kita di Liga Champions Asia 2018 itu, yang statusnya menggantikan Bhayangkara FC sebagai juara Liga 1 2017, harus tampil sejak babak kualifikasi I, babak kualifikasi paling awal.
Wajar karena peringkat Indonesia di Zona Timur AFC turun ke posisi ke-9.
Negara kita jebol di koefisien 2015 karena tidak punya wakil di kompetisi antarklub Asia 2016 gara-gara larangan tampil dari FIFA.
Sebelum diskors, peringkat Indonesia sempat di posisi ke-7 Zona Timur AFC.
Memang jatahnya di Liga Champions Asia tetap hanya satu klub.
Tapi, di peringkat itu setidaknya ada potensi klub Indonesia baru mulai bermain di kualifikasi II.
Sudah harus mulai tampil di kualifikasi I dan berusaha lolos ke fase grup adalah misi berat. Tantangan pertama memang berhasil dilalui dengan baik oleh Bali United.
Tampines Rovers, wakil Singapura, dipukul Irfan Bachdim dkk. 3-1, Selasa (16/1/2018).
Tapi, pertandingan itu dimainkan di kandang Bali United.
Masih ada dua babak kualifikasi lagi yang harus dihadapi sebelum masuk ke fase grup dan pada semua pertandingan itu, Bali United akan bermain tandang.
Tidak seperti di Liga Champions Eropa, babak kualifikasi Liga Champions Asia hanya memakai format satu pertandingan.
Tanpa sistem dua leg home-away, tidak ada kesempatan kedua untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi pada kesempatan pertama.
Sudah bermain tandang, lawan-lawan yang dihadapi tim asuhan Widodo C. Putro akan semakin kuat.
Bali United jadi seperti Daud yang menghadapi Goliat.
Dalam cerita, Daud hanya melawan satu Goliat. Bali United akan mencoba menantang lima Goliat!
Hitungan lima dipakai jika Bali United ingin lolos sampai ke fase knock-out.
Target yang berlebihan? Namanya target, tentu saja harus dipasang tinggi-tinggi.
Goliat pertama adalah Chiangrai United, kampiun Piala FA Thailand 2017, yang akan dihadapi Serdadu Tridatu di kualifikasi II, Selasa (23/1/2018).
Kalau lolos, seminggu kemudian Goliat kedua menunggu di babak play-off. Shanghai SIPG!
Nama Oscar dan Hulk, dua pemain Brasil di skuat runner-up Liga China 2017 itu, sudah bisa bikin jeri.
(Baca Juga: Rekam Jejak Cemerlang Irfan Jaya, Cukup Setahun untuk Luis Milla)
Lolos dari Goliat kedua, Goliat ketiga, keempat, dan kelima menunggu di fase grup.
Bali United akan berjumpa Kawasaki Frontale (juara Liga Jepang 2017), Ulsan Hyundai (kampiun Piala FA Korea Selatan 2017), dan Melbourne Victory (peringkat dua Liga Australia 2017).
Korea Selatan, Jepang, dan Australia berturut-turut adalah asosiasi peringkat satu, dua, dan empat di Zona Timur AFC! Gila!
Bali United bisa dibilang bertemu Goliat yang paling Goliat!
Tapi, Bali United harus ingat: semesta mencintai underdog.
Kalau tidak begitu, tidak akan ada cerita Wimbledon 1988, Denmark 1992, Yunani 2004, atau Leicester City 2016.
Tim "kurcaci" selalu punya peluang menjadi yang terbaik dengan determinasi, kerja keras, strategi yang terkalkulasi, dan tentu saja sedikit keberuntungan.
Selamat berjuang, Bali United.
Jadilah pembunuh Goliat kami, dimulai dari Stadion Singha, kandang Chiangrai, pada Selasa besok.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar