Arsenal dengan darah baru menggila menghantam Everton. Liverpool membenci menit-menit injury time. Chelsea kehilangan gairah dan lunglai di markas Watford.
Di pekan ke-26 Liga Inggris 2017-2018, kita kembali diingatkan apa yang dijanjikan oleh sepak bola.
Ya, olahraga ini tidak hanya menjanjikan harapan dan kegembiraan, melainkan juga isak tangis serta air mata.
Stadion Vicarage Road, Senin (5/2/2018) didatangi sekitar 20 ribu penonton. Sebagian besar pendukung Watford, klub tuan rumah.
Mungkin, tak banyak dari pendukung Watford yang bermimpi akan pulang dari Stadion Vicarage Road dengan perayaan kemenangan. Apalagi dengan skor telak 4-1.
Watford adalah tim kecil untuk panggung sepak bola Inggris. Total anggaran belanja mereka di bursa transfer musim 2017-2018 hanya mencapai 64 juta pound atau sekitar 1,2 triliun rupiah.
Bandingkan dengan uang yang dikeluarkan Antonio Conte untuk belanja pemain Chelsea musim ini, 232 juta pound atau hampir mencapai 4,4 triliun rupiah.
Nilai pasar seluruh skuat yang ada di Watford saat ini berjumlah 168 juta pound. Angka ini jauh dad ri market value Chelsea FC yang mencapai 626 juta pound.
(Baca Juga: Ini Alasan Striker Watford Lakukan Selebrasi Acungkan Jari Tengah Usai Bobol Chelsea)
Lalu, kenapa pendukung Watford berani bermimpi melihat timnya mengatasi Chelsea, tim yang tak mampu mereka kalahkan di 13 pertemuan dalam 19 tahun terakhir?
Jawabannya karena sepak bola menjanjikan kejutan dan harapan. Di pihak tamu, kejutan itu berarti isak tangis dan air mata kekecewaan.
Setelah kalah 0-2 di markas Leicester City pada 20 Januari 2018, manajemen Watford memutuskan untuk menyudahi peran Marco Silva sebagai manajer tim.
Penggantinya mantan gelandang bertahan Real Sociedad era 1995-1999, Javier Gracia Carlos alias Javi Gracia.
Di laga pertama bersama Javi Gracia, Watford kembali tumbang. Kali ini dengan skor yang lebih sedikit, yakni 0-1 di markas Southampton dalam ajang Piala FA.
Lalu, satu poin di Liga Inggris mulai diserahkan Javi Gracia ketika membawa Watford bermain 0-0 di rumah Stoke City.
Hasil 0-0 di markas Stoke itu diperoleh Watford dengan keunggulan penguasaan bola 52 persen berbanding 48.
Untuk percobaan ancaman ke gawang lawan, kedua tim sama-sama melepaskan 11 tembakan walau Stoke punya 4 shots on target berbanding 2 milik Watford.
Dor! Kejutan dari Watford era Javi Gracia akhirnya menghentak penggemar Liga Inggris.
(Baca Juga: Kasus Wasit Melihat Replay di Piala Presiden 2017 Terulang di Laga Liverpool Vs Tottenham)
Dipimpin pemain pinjaman dari FC Barcelona, Gerard Deulofeu, Watford melumpuhkan permainan Eden Hazard dkk dengan skor telak 4-1.
Publik The Blues seolah tak percaya melihat timnya bermain tanpa gairah dan kerja sama yang menyedihkan.
Setelah tumbang 0-3 di markas sendiri saat menjamu Bournemouth di pekan ke-25, Chelsea "jatuh tapai" di markas Watford.
Dua kekalahan beruntun di ajang Premier League bukan hal yang biasa dialami Chelsea.
Terakhir, Si Biru asal London menderita dua kekalahan beruntun pada akhir September dan pertengahan Oktober 2017 ketika tumbang 0-1 saat menjamu Manchester City dan menyerah 1-2 di markas Crystal Palace.
Ayo jujur, siapa di antara kita yang menduga Chelsea bakal tumbang 1-4 di markas Watford, tim yang tak pernah menang di lima laga sebelumnya?
Catat pula, sebelum melawan Chelsea, Watford hanya punya 7 kemenangan dalam 25 pertandingan.
Sebelum melawan Watford, Chelsea adalah tim berstatus pertahanan terkuat kedua di Liga Inggris musim ini setelah Manchester United.
Tidakkah keberhasilan Javi Gracia bersama Watford memperlihatkan bahwa selalu ada harapan untuk memetik hasil persiapan yang baik, walau menghadapi tim raksasa yang musim lalu menjadi juara?
Chelsea tumbang dan kebobolan sebanyak 4 kali adalah kejutan.
Arsenal menang telak 5-1 atas Everton dengan permainan menawan berkat kontribusi dua pemain baru juga dapat disebut kejutan Liga Inggris pekan ke-26.
Lihatlah bagaimana kepahitan yang menimpa kubu Liverpool FC ketika menjamu Tottenham Hotspur dan membuktikan arti nama tengah sepak bola, yakni kejutan.
(Baca Juga: Minta Naik Gaji, Aaron Ramsey Bisa Jadi Mesut Oezil Kedua di Arsenal)
Pertandingan di Stadion Anfield sudah memasuki empat menit masa injury time dan tuan rumah unggul 2-1.
Priiittt. Wasit Jonathan Moss harus memastikan duel antara bek Liverpool, Virgil van Dijk, dengan gelandang Spurs, Erik Lamela, kepada asistennya.
Hukuman penalti diberikan kepada Liverpool dan Harry Kane memberikan nama tengah sepak bola kepada pendukung Liverpool. Skor menjadi 2-2 dan selesai.
Tentu banyak lagi contoh-contoh kejadian dari sepak bola yang membuat kejutan dari olahraga ini selalu menarik diikuti.
Siapa yang menduga tuan rumah Brasil kalah telak 1-7 di semifinal Piala Dunia 2014 dari Jerman?
Bagi kubu Chelsea FC, kejutan lain yang ditunggu adalah dampak laga Chelsea melawan West Brom pada Senin, 12 Februari 2018.
Ingat, Manajer Chelsea sebelumnya, Andre Villas Boas dan Roberto Di Matteo, kehilangan pekerjaan setelah menelan kekalahan dari West Brom.
Akankah Antonio Conte bernasib serupa walau musim lalu berhasil mengejutkan Premier League dengan formasi 3 bek yang kemudian membawa timnya bertakhta di Liga Inggris?
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar