Lechia Gdańsk dan Egy Maulana Vikri sejak tengah pekan ini ramai jadi bahan perbincangan. Ternyata, ada unsur-unsur yang 'menyatukan' mereka yang mungkin sedikit luput dari pengamatan.
Tak hanya di Indonesia, negara asal Egy Maulana Vikri, media dari Polandia juga sangat peduli dengan kabar ini.
Ya, Polandia adalah negara asal Lechia Gdańsk, klub yang akan mengontrak Egy per musim depan, 2018-2019.
Kontrak Egy baru berlaku selepas musim ini, sebab sang pemain baru berusia 18 tahun pada 7 Juli 2018.
Artinya, umur itu baru bisa menjadikan Egy sebagai pemain pro.
Namun terlepas dari semua itu, Egy bakal kerasan jika dikaitkan dengan semiotika Jawa, othak athik gathuk.
(Baca juga: Laga Dramatis Terjadi di Malaysia, saat Achmad Jufriyanto Cs Bungkam Tim yang Dibela Andik Vermansah)
’ilmu’ yang dianggap beberapa orang ngawur, tetapi sebagai sanepo (kata kiasan dalam budaya Jawa), sering juga benar.
Soal ngawurnya terkait semiotika ini adalah hal-hal yang jauh dari logika digabungkan.
Namun ada yang membuat ’ilmu’ ini bisa benar dan akhirnya diterima akal.
Misal di Jawa ada istilah Mati yang dijabarkan dengan kata-kata ’Nikmate wis diganti’ (nikmatnya sudah diganti).
Jadi benarkan penjabaran istilah itu, jika kematian membuat si orang tak lagi menikmati apa yang dirasakan di dunia.
Lalu yang lebih nyata adalah cerita anak-anak di Jawa Tengah setelah dikhitan dan pakai sarung dilarang melangkahi tahi ayam.
Larangan itu secara logika enggak masuk akal.
Tetapi jika dilanggar, sering si bocah yang baru dikhitan kena batunya.
Dia yang nekat melangkahi ayam karena masih hati-hati karena alat vitalnya baru disunat bisa jatuh.
Langkahnya yang tak leluasa membuatnya menginjak tahi ayam itu lalu terpeleset dan jatuh.
(Baca juga: Cetak Gol Pertama di Liga Malaysia, Eks Pemain PS Tira Gagal Tolong Timnya dari Kekalahan)
Maka, si bocah akan merasakan sakit.
Lantas, apa yang bisa di-gathuk-an atau dicocokan antara Lechia Gdańsk dan Indonesia plus Egy Maulana Vikri?
Jawabannya, tahun lahir. Klub dengan julukan Gdanksie Lwy ini eksis sejak 1945.
Negara Kesatuan Republik Indonesia atau dengan nama singkat Indonesia juga lahir pada tahun yang sama, atau tepatnya 17 Agustus 1945.
Kesamaan ini mungkin ’agak’ jauh dari dunia Egy dan Lechia Gdańsk.
(Baca juga: Eibar Vs Real Madrid - Saat Laga Jalan, Sergio Ramos Sempat Menghilang dan Disinyalir Karena Kebelet)
Namun jangan salah, ada yang mendekati kecocokan antara klub ini dengan pemain berbakat asal Medan itu.
Kesamaan itu adalah warna hijau.
Lechia Gdańsk memiliki seragam dengan unsur hijau yang kental, bahkan jersey tandang mereka full warna itu.
Sedangkan Egy, yang berasal dari Indonesia dan lebih spesifik Medan, dia sangat kental dengan warna hijau.
PSSI, organisasi sepak bola negeri ini, memiliki warna dasar pada bendera untuk lambangnya yaitu hijau.
Unsur jersey timnas Indonesia juga ada hijaunya.
Lalu, PSMS Medan, klub asal kota kelahiran Egy juga memiliki unsur hijau yang kuat.
Seragam skuat dengan julukan Ayam Kinantan itu berwarna hijau.
Untuk Egy, selamat atas prestasi catatan awal karier Anda ini! Semoga sukses di Eropa mulai musim depan.
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar