Tak akan ada kisah soal The Goal of The Century, yang terus abadi melintas generasi. Beruntung Maradona memilih untuk menggocek bola.
Ia satu per satu melewati Peter Beardsley, Peter Reid, Terry Butcher, Terry Fenwick, sekaligus kiper Inggris, Peter Shilton.
El Pibe de Oro sadar bahwa atribut terbaiknya bukan tendangan geledek.
Diego Maradona vs England in 1986: the good, the bad and the ugly https://t.co/WorCgDoYXr #TBT pic.twitter.com/MrmtRA5E8b
— i newspaper (@theipaper) June 22, 2017
Tembakan Maradona mungkin tak sedahsyat Gabriel Batistuta atau Paul Pogba. Tapi, soal kemampuan menggiring bola dan mengelabui lawan, ia rajanya.
Sepanjang Piala Dunia 1986 yang dijuarai Argentina, El Pibe de Oro tercatat 90 kali melakukan gocekan!
Para jago dribel seperti sudah digariskan untuk menguasai kerajaan sepak bola.
Mereka ditakdirkan untuk mengubah keadaan, menjadikan sepak bola menjadi sebuah hiburan.
Tanyakan saja kepada pendukung Real Madrid soal salah satu malam favorit mereka.
Melihat Madrid kalah barangkali tak akan semenyenangkan pada 19 November 2005.
Saat itu Los Blancos dibekap 0-3 oleh rival abadi mereka, Barcelona, di Santiago Bernabeu.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | The Guardian, , These Football Times |
Komentar