Gara-gara hasil pertemuan terakhir dan performa belakangan kedua tim, Real Madrid difavoritkan melangkah ke semifinal Liga Champions 2017-2018 dengan menyingkirkan Juventus.
Masih membekas hasil final Liga Champions 2016-2017. Real Madrid dengan kejam menekuk Juventus dengan skor telak 4-1.
El Real semakin dijagokan mengeliminasi Juve gara-gara performa terkini di mana mereka memenangi lima gim terakhir di seluruh kompetisi, termasuk kemenangan 2-1 atas Paris Saint-Germain di Parc des Princes (6/3/18).
Juventus, yang tak terkalahkan dalam 25 partai terakhir di berbagai ajang, dinilai mengalami penurunan performa.
Hal itu bermula dari hasil imbang 2-2 dengan Tottenham Hotspur pada leg I 16 besar Liga Champions (13/2/18).
Saat itu, Juventus sempat unggul 2-0 terlebih dahulu.
Lalu, Si Nyonya Tua tampil kurang menginspirasi saat mengalahkan Torino (18/2/18), Atalanta (28/2/18), dan Lazio (3/3/18) dengan skor 1-0.
Puncak kritik terjadi ketika Juventus bermain imbang 0-0 dengan tim yang berjuang menghindari degradasi, SPAL (17/3/18).
(Baca Juga: Saking Gol Cristiano Ronaldo Kebanyakan, Rekan Setim Kelabakan Menghitungnya)
Kemenangan 3-1 atas AC Milan, Sabtu (31/3/18), tak cukup meyakinkan publik bahwa I Bianconeri juga punya peluang yang sama besarnya dengan Real Madrid untuk melangkah ke babak selanjutnya.
Bila ingin mencapai semifinal, Real Madrid pantang terlena dengan catatan Juve tersebut.
'Wajah lesu' Sang Zebra belakangan bisa saja kamuflase yang membuyarkan El Real dari fakta bahwa Juve salah satu tim terkuat di Eropa beberapa tahun terakhir.
Perlu diingat, Juventus punya semangat yang telah mendarah daging bernama Lo Spirito Juve.
Lo Spirito Juve adalah semangat pantang menyerah hingga laga berakhir.
Semangat ini menginspirasi Juventus mampu mencari jalan keluar dari tekanan lawan, mencetak gol-gol krusial di menit-menit akhir, yang berujung pada kemenangan atau raihan positif buat Juve.
Sudah ada sejumlah korban yang termakan 'wajah lesu' Juve, mengabaikan lo spirito. Salah satunya ialah FC Barcelona.
Juve bertemu Barcelona di perempat final LC 2016-2017. Sebelum duel itu, keduanya bersua di final LC 2014-2015 di mana Blaugrana menjadi juara.
Seperti Real Madrid musim ini, Barcelona kala itu diyakini dapat mengatasi Juventus.
(Baca Juga: Gianluigi Buffon Sebut 4 Klub yang Ditakuti di Liga Champions)
Maklum, menjelang leg I (11/4/17), Juve berbekal satu kemenangan, satu seri, dan satu kekalahan dalam tiga laga terakhir.
Tak dinyana, pada leg I, Barcelona malah ditekuk Juve dengan skor telak 3-0 di Juventus Stadium.
Lionel Messi dkk dibuat frustrasi akan permainan bertahan Juve pada leg II (19/4/17) yang berakhir 0-0.
Tottenham Hotspur korban lain. Pada leg II babak 16 besar musim ini (7/3/18), Spurs, yang sempat unggul agregat 2-1 berkat gol Son Heung-min di babak pertama, malah kemasukan dua gol di babak kedua.
Sejarahnya, Real Madrid sendiri kerap terlena dengan status unggulan-non unggulan bila bersua Juventus.
Hal ini dimulai ketika kedua tim berhadapan di semifinal LC 2002-2003. Madrid dijagokan lantaran mereka adalah sang juara bertahan, pemenang LC 2001-2002.
Real Madrid di atas angin setelah memenangi leg I dengan skor 2-1 di Santiago Bernabeu.
Los Blancos ujung-ujungnya menyerah 1-3 pada leg II yang berlangsung di Delle Alpi, markas Juve saat itu.
Juve sang underdog kembali bikin Madrid gigit jari di babak grup LC 2008-2009.
Materi pemain Juventus kalah jauh dari Madrid mengingat musim tersebut merupakan musim LC perdana Juve sejak kasus calciopoli.
Ternyata, Madrid menyerah 1-2 dan 0-2 dalam dua pertemuan di Grup H dengan Alessandro Del Piero mencetak tiga gol buat Juve.
Si Hitam-Putih lolos ke babak selanjutnya sebagai juara grup dan Real Madrid sebagai runner-up.
(Baca Juga: Satu Hal yang Paling Mirip Antara Real Madrid dan Juventus di Mata Zidane)
Madrid kembali tersandung karena status unggulan di semifinal LC 2014-2015. Mereka berstatus juara bertahan saat kembali berhadapan dengan Juve.
Cristiano Ronaldo cs lalu menyerah 1-2 pada leg I, sebelum bermain seri 1-1 di Bernabeu.
Intinya, Madrid perlu memandang dua pertemuan perempat final LC musim ini bak laga final.
Jangan terlena dengan statistik plus fakta bahwa beberapa pemain Juve dalam kondisi fisik kurang prima.
Hal-hal tersebut tidak dapat dijadikan tolok ukur kehebatan Juve. Karena, selama lo spirito tetap menyala, Juventus akan selalu sulit dihentikan lawan.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar