Yang jelas, semua orang memiliki periodenya. Mungkin, kita harus mencium tangan orang yang membuat quote, “Larilah sejauh mungkin, maka niscaya engkau akan capek.”
Ehhh, salah quote. Yang benar ini, “Lebih sulit mempertahankan daripada mendapatkan.” Nah ini baru pas.
Tentu saja masih ada peluang bagi Manchester United untuk bisa menahan kereta cepat Manchester City. Kuncinya cuma satu, jangan biarkan pemain-pemain City berkreasi.
Pemain Manchester United harus bisa memperkecil ruang gerak tuan rumah. Jangan biarkan City menguasai permainan. Rebut bola dan serang. Perkecil kesalahan mendasar, seperti passing dan control bola. Mou, tirulah cara Juergen Klopp!
Jujur, ketika musim ini berjalan, saya sempat berimajinasi liar. Ya, andaikan Manchester United dilatih oleh Pep Guardiola.
Apakah kemudian Paul Pogba bisa menjelma menjadi kreator serangan yang efektif, bermain “cair” bersama Juan Mata dan Henrikh Mkhitaryan ketika itu?
(Baca Juga: Ini Alasan Sebenarnya Mkhitaryan Hijrah ke Arsenal)
Marcus Rashford, Romelu Lukaku, hingga Jesse Lingard bisa dimanjakan oleh umpan-umpan matang. Lalu, tiki-taka ala si merah akan menghadirkan malapetaka buat lawan-lawan mereka.
Beuuuhh, bersama Pep, Manchester United pasti lebih atraktif, lebih menyerang, lebih menghibur.
Akan tetapi, semua itu hanya imajinasi liar saya. Byuurrr, siram air... kembali melihat Mou sedang marah-marah di pinggir lapangan.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar