Begini suka duka menjadi pemain terbaik di klub. Saat klub berjaya, si pemain akan disanjung melampaui figur lain di klub itu. Akan tetapi, ketika tim terpuruk, dia harus rela langsung dipersalahkan.
Tidak terkecuali Lionel Messi ikut mengalaminya di Barcelona.
Memperkuat tim Catalan itu sejak 2004, La Pulga menjadi simbol kesuksesan Barca meraih 30 trofi domestik dan internasional.
Di saat Barcelona sukses, adalah Lionel Messi yang disebut sebagai penyebabnya.
Jadi Aktor Tersingkirnya Barcelona, Penggawa AS Roma Dapatkan Balasan Setimpal dari Ultras https://t.co/qsIGRDFZ1M
— BolaSport.com (@BolaSportcom) April 12, 2018
Javier Mascherano bahkan pernah bilang bahwa Messi mungkin adalah satu-satunya pemain yang lebih besar daripada klub.
Seberapa besar harapan Barcelona kepada Lionel Messi?
“Kita bicara tentang pemain terbaik di dunia. Ketika sedang mengalami situasi sulit, Anda harus menggunakannya. Bahkan jika dia setengah pincang, kehadirannya cukup untuk mengangkat permainan kami.” Begitu kata Gerard Pique.
Akan tetapi, ternyata tidak selamanya Barcelona bisa keluar dari kesulitan dengan menggunakan Lionel Messi.
Contohnya yang terjadi pada Rabu (11/4) dini hari WIB kemarin.
Barcelona tersingkir dari Liga Champions, kalah dari AS Roma dengan salah satu penampilan paling jelek mereka.
Hampir semua pemain Barcelona tampil buruk dengan hanya kiper Marc-Andre ter Stegen yang dianggap bermain sesuai standar.
Akan tetapi, lantaran menjadi pemain nomor satu Blaugrana, porsi tudingan sebagai penyebab kekalahan lebih besar diterima Sang Mesias.
Dari kehilangan bola 19 kali sampai hanya membuat dua shot on target, semua detail statistik dimunculkan untuk menyudutkan Lionel Messi sebagai si kambing hitam.
Benarkah tersingkirnya Barcelona dari Liga Champions adalah gara-gara Messi? Antara salah dan benar.
Salah karena sepak bola adalah permainan tim. Kalau pemain lain di sekelilingnya tidak berfungsi maksimal, tidak memberikan servis yang cukup, bagaimana mungkin Messi bisa tampil optimal?
Tapi, dilihat dari sisi lain, tersingkirnya Barcelona dari Liga Champions juga bisa dibilang benar gara-gara Lionel Messi.
Fakta yang ada malah menunjukkan bahwa ini bukan lagi hipotesis, tapi sudah merupakan sebuah rumus.
Messi tidak pernah mencetak gol saat Barca tersingkir dari Liga Champions!
Dimulai dari 2004/05 (16 besar vs Chelsea 2-1, 2-4), lanjut ke 2006/07 (16 besar vs Liverpool 1-2, 1-0), 2007/08 (semifinal vs Manchester United 0-0, 0-1), 2009/10 (semifinal vs Inter Milan 1-3, 1-0), 2011/12 (semifinal vs Chelsea 0-1, 2-2), 2012/13 (semifinal vs Bayern Muenchen 0-4, 0-3), 2013/14 (perempat final vs Atletico Madrid 1-1, 0-1), 2015/16 (perempat final vs Atletico Madrid 2-1, 0-2), 2016/17 (perempat final vs Juventus 0-3, 0-0), sampai 2017/18 (perempat final vs AS Roma 4-1, 0-3).
Biang Kerok Kegagalan Juventus Ternyata Memang Hobi Cari Penalti untuk Real Madrid https://t.co/Lz9HDSiCRw
— BolaSport.com (@BolaSportcom) April 12, 2018
Tidak satu pun dari pertandingan-pertandingan itu dihiasi yang gol Lionel Messi.
Dalam semua pertandingan itu, Barcelona mengalami kesulitan.
Seperti kata Pique, jika Barcelona berada dalam kesulitan, mereka harus menggunakan Lionel Messi demi mengangkat permainan tim.
Sebagai pemain yang sudah membukukan lebih dari 500 gol buat Barcelona dalam 14 tahun, spesialisasi Lionel Messi jelas adalah menjebol gawang lawan.
Tapi, pada momen Barcelona tersingkir dari Liga Champions, ketika Blaugrana perlu menggunakan Messi, Sang Mesias tidak menjawab.
Wajar jika kemudian Lionel Messi disalahkan seturut kejadian terbaru Barcelona tersingkir dari Liga Champions.
Sekali lagi, saat Barcelona membutuhkannya, La Pulga ternyata tidak merespons.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar