Untuk ukuran kelompok pekerja yang beberapa “anggota”-nya merenggut nyawa, termiskinkan, dan remuk karier, gestur semacam itu terasa kurang bertaji.
Mengutip sabda Zen RS, “pemain sepak bola Indonesia agaknya lambat memahami hak-haknya sebagai sebuah profesi”.
Setidaknya ada dua upaya untuk meningkatkan kesadaran profesi pemain sepak bola Indonesia, yakni: Pertama, penguatan kapasitas kelembagaan APPI.
Keberadaan APPI perlu disokong mengingat ia merupakan satu-satunya asosiasi yang berafiliasi ke induk FIFPRO serta memiliki hak suara di federasi (PSSI).
APPI perlu lebih giat menyosialisasikan urgensi berserikat bagi pesepakbola (terutama di daerah), mengkaji permasalahan-permasalahan pemain di akar rumput, serta kalau perlu, menggertak federasi lewat berbagai aksi.
Kedua, sebagaimana beragamnya serikat pekerja (buruh) di berbagai daerah dan bermacam perusahaan, maka tidak menutup kemungkinan diperlukannya alternatif asosiasi pemain.
Usulan ini dikemukakan Emosi Jiwaku dan tampaknya tidak menabrak aturan apa pun kecuali mengiris tugas asosiasi yang sudah ada (APPI).
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar