84 saat Persela mencetak gol pertama mereka.
Ya, Persela melalui pemain asal Brasil, Diego Assis unggul melalui gol penuh kontroversi karena bola masuk ke gawang dengan sentuhan tangan.
Laga pada Minggu (20/5/2018) itu pun terhenti sejenak, pemain Persija melakukan protes ke wasit Annas Apriliandi.
Sebab, gol itu harusnya tak sah karena memakai tangan bukan kepala atau kaki atau organ tubuh yang diperbolehkan mencetak gol dalam sepak bola.
(Baca juga: Diperkuat Eks Pilar Napoli dan Arsenal, Klub Ini Masih Tercecer pada Posisi Sembilan Liga Super China)
Protes sangat wajar dilakukan pemain Persija, karena itu bagian dari hak mereka di lapangan mempertanyakan keputusan wasit yang dinilai tak benar.
Nyaris semua komponen Persija di Stadion Surajaya saat itu bereaksi, tetapi yang paling bagus adalah tak ada yang emosinya meluap.
Mereka mengerumuni wasit dan asisten wasit dengan tangan tanpa gerakan apa pun alias pasif, sesuai aturan cara melakukan protes.
(Baca juga: Jadwal Final Liga Champions 2018 - Real Madrid Vs Liverpool FC)
Pemandangan ini yang seperti penulis lihat dari siaran televisi sangat luar biasa.
Aksi pemain Persija pun langsung melambungkan segala memori kelam kompetisi di negeri ini, mulai dari Liga 1 sampai yang level terbawah.
Banyak pemain protes tak cuma memakai mulut sesuai prosedur, tetapi sampai membuat wasit kesakitan, ketakutan, berdarah, bahkan ada yang harus dilarikan ke rumah sakit.
(Baca juga: Terens Puhiri Jadi Bagian Kemenangan Tujuh Gol Klub Thailand)
Selain itu, mereka juga menambahi sikap tak sportif dan jauh dari makna fair play yaitu mogok main karena tak puas dengan keputusan wasit.
Terlepas persoalam wasit yang salah dan mereka juga manusia, sikap pemain Persija pada malam kelima Ramadan di Lamongan sangat layak dijadikan tauladan.
Tanpa langsung menyambungkan pada momen Ramadan, tetapi penulis menilai makna bulan suci umat Islam ini telah dijalankan pemain Persija dan ini layak dijadikan role modeli untuk sepak bola Indonesia.
(Baca juga: Ryuji Utomo Tampil Penuh pada Posisi Spesialis, Klub Thailand Ini Curi Poin Tandang)
Mereka melakukan protes sesuai prosedur sesuai hak dia, lalu sabar dengan melanjutkan perjuangan, walau akhirnya kebobolan lagi dan kalah.
Selepas laga, pemain maupun ofisial Persija pun tak mengulang protes ke wasit sehingga taka da kegaduhan lagi.
Sebab, beberapa laga pemain selepas laga selesai mengulang aksi protes pada tengah laga dan kegaduhan pasca pertandingan pun terjadi.
(Baca juga: Jadwal Lengkap Piala Dunia 2018, Awal dan Akhir di Moskwa)
Wow! Persija pun memberikan sebuah contoh bagus, bahwa apa yang telah terjadi tak bisa diulang lagi persis seperti sebelumnya.
Mereka menerima kenyataan yang ada dengan tetap menanyakan sesuai procedural.
Semua ini seperti keharusan Muslim yang berpuasa Ramadan untuk menahan hawa nafsu, tak hanya makan dan minum tetapi juga ada yang lebih dari itu.
(Baca juga: Duo Bintang asal Thailand 'Perang' di Liga Jepang, Teerasil Dangda Rasakan Kenyataan Pahit)
Segalanya hanya demi menjaga kekhusyukan dan hikmatnya ibadah ini, walau ada sejumlah hal ujian berat atau ringan.
Setiap ibadah pasti ada hal yang bisa membatalkan, tetapi hal itu tak perlu disikapi berlebihan yang akhirnya justru bisa membuat batal atau mengurangi makna ibadah itu.
(Baca juga: Dikritik Fan Selangor FA dan Diusulkan Didepak, Ilham Udin Akhirnya Buat Pengakuan Mengejutkan)
Ya yang pasti, Persija pada laga ini kalah 0-2 dari Persela dan itu catatan negatif beruntun empat laga skuat Macan Kemayoran pada Liga 1 maupun Piala AFC 2018.
Kini, Ismed Sofyan Cs pun harus segera move on, memandang positif langkah ke depan, bangkit, dan siap untuk menjaga asa juara.
Marhaban ya Ramadan!
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar