Real Madrid berinisiatif, Liverpool punya cara buat menangkal, sembari memanfaatkan kecepatan serangan balik mereka.
Masih ingat bagaimana formasi ofensif Real Madrid di babak I dalam final Liga Champions 2018? pic.twitter.com/C1fOahuuXl
— BolaSport.com (@BolaSportcom) May 27, 2018
Memulai babak kedua, Zidane sudah mendorong Isco jauh lebih ofensif. Beberapa peluang tercipta.
Kemudian, Madrid mendapatkan gol dari Karim Benzema di menit ke-51. Bukan dari kecermatan taktik, melainkan blunder Loris Karius.
Saat itu, Zidane barangkali akan tetap menggunakan sistem 4-3-1-2.
Sistem itu efektif membuat Liverpool kepayahan mengambil bola. Tak adanya Salah yang cedera menurunkan potensi serangan balik.
Adam Lallana yang masuk menggantikan Salah tak punya kecepatan.
Kisah berbeda bila Klopp memasukkan Alberto Moreno.
(Baca Juga: Catatan Buruk pada Laga Final Bikin Juergen Klopp Sedih)
Zidane berubah pikiran usai Liverpool menyamakan kedudukan berkat gol Mane di menit ke-55 via situasi sepak pojok.
Agar bisa menang, Madrid harus lebih berani menyerang. Caranya seperti biasa: menciptakan situasi overload di lini pertahanan lawan.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar