Tiada hari tanpa emas. Hal itulah yang dicapai oleh kontingen Indonesia di Asian Games 2018.
Setidaknya dalam empat hari pertama penyelenggaraan selepas upacara pembukaan yang gilang-gemilang dengan Presiden Jokowi beraksi ala Ethan Hunt di Mission Impossible pada 18 Agustus 2018.
Tanggal 19 Agustus 2018, atlet taekwondo Defia Rosmaniar meraih emas pertama di nomor poomsae individual putri.
Sehari kemudian, tiga medali emas sekaligus didapatkan Indonesia.
Si cantik Lindswell Kwok melakukan hal yang sudah menjadi tradisinya dalam beberapa tahun terakhir.
Sudah sering menjadi yang terbaik di Kejuaraan Dunia, sang ratu wushu tidak terbendung untuk mendominasi nomor taijiquan putri.
Tak lama kemudian datang berita kejutan dari Subang.
Khoiful Mukhib dan Tiara Andini Prastika mengawinkan emas nomor downhill dari cabang olahraga bersepeda.
Tanggal 21 Agustus 2018, giliran lifter Eko Yuli Irawan yang mengisi slot penyumbang emas buat Indonesia dari cabang angkat besi.
Angkatan snatch 141kg dan clean and jerk 170kg membuat Eko Yuli Irawan menguasai kelas 62kg dengan total angkatan 311kg.
Keesokan harinya, kuintet Aris Apriansyah, Joni Efendi, Hening Paradigma, Roni Pratama, dan Jafro Megawanto membawa kabar baik dari Gunung Mas, Puncak, Jawa Barat.
Mereka menjadi yang terdepan di nomor ketepatan mendarat tim putra cabang paralayang.
(Baca Juga: Tenis Asian Games 2018 - Christopher Rungkat Pantau Calon Lawan Sebelum Bertanding)
Saya ini punya latar belakang pendidikan eksakta. Saya sangat suka statistik dan gemar membikin prediksi dengan mengutak-atik angka.
Yang terdekat, saya bisa bangga mengatakan pernah tepat memprediksi timnas Italia bakal gagal lolos ke Piala Dunia 2018, AC Milan gagal lolos ke Liga Champions 2018-2019, dan Prancis menjuarai Piala Dunia 2018.
Semuanya berdasarkan hitung-hitungan angka, dikombinasikan dengan fakta sejarah.
Kontingen Indonesia mampu mendapatkan enam emas dalam empat hari di Asian Games 2018.
Otak saya langsung tergelitik untuk memprediksi berapa emas yang mampu diraih atlet-atlet kebanggaan Tanah Air saat Asian Games 2018 berakhir pada 2 September 2018?
Masih ada 10 hari antara 23 Agustus hingga 1 September. Tanggal 2 September tidak saya hitung karena praktis cuma ada upacara penutupan.
(Baca juga: Menjelang Jumpa Timnas U-23 Indonesia, Sepak Bola UEA Dirundung Kabar Duka)
Enam emas dalam empat hari artinya 1,5 emas per hari.
Jika rasio 1,5 emas itu konsisten terjadi, maka dalam 10 hari sampai 1 September 2018, Indonesia masih akan menambah 15 emas.
Ditambah enam emas yang saat ini sudah diraih, berarti Tim Merah-Putih bakal mengoleksi torehan 21 emas.
Wow, itu berarti melampaui target 16-20 emas yang pernah disebut Menpora Imam Nahrawi agar Indonesia bisa finis di 10 besar klasemen.
Apakah 21 emas bisa direalisasikan? Mengapa tidak?
Sejauh ini taekwondo, wushu, angkat besi, dan paralayang sudah mampu mencapai target emas yang dibebankan pada mereka.
Masih ada bulu tangkis, dayung, kano, pencak silat, bridge, jet ski, dan panjat tebing yang menjadi cabang calon sumber emas yang lain.
(Baca juga: Bulu Tangkis Asian Games 2018 - Jonatan Akui Sudah Tampil Habis-habisan)
Siapa tahu juga ada kejutan lain seperti yang dibuat oleh kontingen bersepeda. Tidak ditargetkan meraih emas, tapi mampu menyumbang dua.
Atmosfer sedang bagus. Semangat para atlet utusan Tanah Air pastinya bergelora karena melihat dukungan gila-gilaan masyarakat Indonesia.
Baik yang datang langsung ke arena pertandingan maupun yang bersuara lewat media sosial.
Dengan caranya sendiri-sendiri, atlet dan suporter seperti sepakat ingin mewujudkan Asian Games terbaik sepanjang sejarah Indonesia.
Jadi, tidak ada yang tak mungkin. Raihan 21 emas? Bisa!
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar