Persiapan sangat serius. Pokoknya ajang kali ini akan tak terlupakan, baik oleh para atlet maupun penontonnya.
Opening ceremony pun benar-benar kelas wahid. Herannya, banyak yang nyinyir.
Entah apa yang harus dikomentari negatif. Acara itu sangat mewah, megah. Memang mahal, namun sepadan. Ono rego, ono rupo, kata orang Jawa.
Tentu saja banyak kekurangan yang sifatnya minor di venue, namun semua bisa diatasi.
Saya anggap Jakarta dan Palembang sukses menjadi tuan rumah. Saya belum tahu berapa profit yang diperoleh tuan rumah untuk menggelar ajang yang dimulai pada 18 Agustus hingga 2 September 2018 itu.
Apa langkah selanjutnya? Jakarta dan Palembang harus bisa memastikan semua fasilitas, olahraga maupun non-olahraga, yang dipakai selama Asian Games 2018 tidak rusak. Pemeliharaan harus benar-benar teliti, telaten, tekun.
Semua fasilitas itu adalah aset. Soalnya, langkah selanjutnya untuk Indonesia, menurut saya, adalah menggelar Olimpiade!
Saat ini, Jakarta dan Palembang kedatangan atlet dari 45 negara, yang jumlahnya lebih dari 11 ribu orang, untuk berlaga di 40 cabang olahraga.
Jumlah cabang olahraga di Olimpiade tidak akan jauh dari itu. Pada 2016, ketika Olimpiade digelar di Rio de Janeiro, ada 41 cabang yang digelar dengan jumlah atlet sekitar 11.500 orang. Sebelumnya, di London, ada 39 cabor dan diikuti oleh sekitar 10.700 atlet.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | Dari Berbagai Sumber |
Komentar