Aksi kerusuhan suporter Rusia dan Inggris pada gelaran Piala Eropa yang terjadi di Marseille, Prancis menimbulkan kekhawatiran pada gelaran Piala Dunia 2018 yang akan diselenggarakan di Rusia.
Hooligan Russia atau yang sering disebut dengan Ultras Russia merupakan gerombolan suporter yang berasal dari Rusia.
Kelompok ini memiliki reputasi yang mengerikan, setelah kejadian penyerangan suporter Rusia terhadap suporter Inggris pada gelaran Piala Eropa tahun 2016 yang diadakan di Prancis.
Menurut catatan BolaSport.com dilansir dari telegraph, salah satu bentrokan terbesar terjadi antara suporter Rusia dan Inggris pada tahun 2016 di kota Marseille (12/6/2016).
(BACA JUGA: Fan Barcelona dan Juventus Jadi Barisan Sakit Hati Musim Ini. Ini Penjelasannya)
Saat itu terdapat sekitar 150 orang suporter Rusia yang melakukan tindakan kekerasan kepada suporter Inggris yang mengakibatkan sedikitnya 100 orang luka- luka, dan sekitar 35 orang harus dilarikan ke rumah sakit.
Menurut Telegraph melalui dokumenter BBC tentang Russia Hooligan, kengerian kerusuhan suporter di Marseille sangat brutal karena menyisakan rasa trauma yang bagi korban.
Salah seorang saksi mata, Craig Lyons, mengatakan kepada BBC bahwa kejadian kerusuhan itu lebih mirip peperangan daripada sekedar kerusuhan.
Lyons mengatakan bahwa dia mengenal seseorang yang pernah bertugas di Irak saat konflik Irak terjadi, dan menyampaikan bahwa suasana kerusuhan tersebut lebih mengerikan daripada suasana saat dirinya bertugas.
Masih dikabarkan oleh telegraph, suporter Rusia yang melakukan penyerangan merupakan orang- orang yang terlatih yang terorganisir dalam melakukan aksinya.
Kerusuhan ini terjadi pada gelaran Piala Eropa 2016 sesaat, sebelum, dan setelah pertandingan Inggris melawan Russia pada penyisihan grup B Piala Eropa 2016 yang berlangsung di stadion Stade Velodrome dengan hasil akhir imbang 1-1.
Kejadian kerusuhan yang terjadi tahun lalu ini menimbulkan kekhawatiran mengenai penyelenggaraan Piala Dunia 2018 di Rusia.
Editor | : | Bagaskara Setyana Adhie Perkasa |
Sumber | : | telegraph.co.uk, bbc.co.uk |
Komentar