Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Mengenang R Maladi, Syukuri Kemenangan Indonesia atas Myanmar dan Berharap Sepak Bola Indonesia di Bawah Sinar Bulan Purnama

By Fallen Oktafian - Selasa, 5 September 2017 | 21:07 WIB
Raden Maladi, mantan menteri olahraga era Presiden Soekarno yang juga merupakan legenda PSIM Yogyakarta
wikipedia
Raden Maladi, mantan menteri olahraga era Presiden Soekarno yang juga merupakan legenda PSIM Yogyakarta

Menyebut nama Raden Maladi tak bisa jauh-jauh dari wacana perjuangan bangsa Indonesia, sepak bola, juga langgam keroncong.

Dalam 1 bulan ini, euforia publik Indonesia terhadap sepak bola sedang tinggi.

Setelah SEA Games 2017, kini disusul Piala AFF U-18.

Meski di SEA Games hanya mendapat medali perunggu, namun harapan kebangkitan sepak bola Indonesia semakin membesar.

Apalagi, Egy Maulana dkk tampil menawan di laga pertama Piala AFF U-19 Grup B melawan Myanmar, Selasa (5/9/2017).

Meski tertinggal lebih dulu, Garuda Muda akhirnya bangkit dan menang 2-1 berkat dua gol Egy Maulana.

Harapan bahwa sepak bola akan bangkit kembali semakin besar.

Seperti lagu ciptaan R Maladi, "Di Bawah Sinar Bulan Purnama", memancarkan harapan agar Indonesia merdeka dan jaya.

Demikian juga dalam konteks sepak bola, lagu R Maladi itu seolah mengajak kita terus bermimpi terhadap kejayaan sepak bola Indonesia yang sekarang sedang mekar di bawah sinar bulan purnama.

"Beribu bintang taburan
menghiasi langit hijau
menambah cantik alam dunia
serta murni pemandangan

Di bawah sinar bulan purnama
hati susah jadi senang
si miskin pun yang hidup sengsara
semalam itu bersuka"

Cuplikan refrain lagu "Di Bawah Sinar Bulan Purnama" itu cukup pas menggambarkan betapa bertaburan bintang-bintang di Indonesia, menghiasi langit dan menambah cantik alam dunia.

Saatnya kegembiraan menebar, tak peduli miskin atau kaya. Sebab, semua akan indah jika sepak bola Indonesia berjaya.

Maladi sendiri merupakan seorang pesepak bola legendaris.

Berposisi sebagai penjaga gawang, ia memulai kariernya bersama PSIM Yogyakarta pada tahun 1930.

Dari sanalah ia memulai terlibat dalam pembentukan Perserikatan Sepak Bola Indonesia.

Sebuah upaya yang tak sekadar pembentukan organisasi, tapi juga sarana perjuangan bangsa Indonesia untuk merdeka lewat sepak bola.

Pria yang lahir di Solo, 13 Agustus 1912 itu juga pernah memperkuat Persebaya Surabaya.

Lalu, ia menjadi langganan penjaga gawang timnas Indonesia.

Kariernya sebagai penjaga gawang dilakoni hingga tahun 1940-an.

Sepuluh tahun kemudian ia menjadi ketua Federasi Sepak Bola Indonesia. 

Setelah berhenti dari posisi pemain, justru Raden Maladi terlibat aktif dalam perjalanan federasi dan pembentukan Perserikatan Sepak Bola Indonesia.

Pada masa kepemimpinannya di Perserikatan Sepak Bola Indonesia, diketahui Maladi mengubah nama organisasi dari Persatuan Sepakraga Seluruh Indonesia menjadi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) pada tahun 1951.


Dr Thomas P Rhosandic (tengah kanan) dan Raden Maladi ( tengah kanan) dengan tim lari Indonesia(ussa.edu)

Dalam perjalanan di PSSI, sosok Maladi-lah yang mendatangkan Tony Pogacnic.

Pelatih timnas Indonesia asal Yugoslavia itu berhasil membawa timnya menahan Russia 0-0 di Olimpiade Melbourne 1955.

Sebuah prestasi luar biasa, karena saat itu sepak bola Uni Soviet sebagai juara Eropa dan merupakan kekuatan besar dunia.

Sebelumnya, Pogacnik mengantar Indonesia ke semifinal Asian Games 1954 dan 1958 (Indonesia berhasil meraih perunggu pada Asian Games 1958).

Tidak berhenti pada federasi, Maladi pernah beberapa kali menjabat sebagai Menteri Penerangan Indonesia hingga tahun 1962 dan lanjut bertugas sebagai Menteri Olahraga empat tahun kemudian.

Selain menjadi seorang yang dekat dengan dunia olahraga, Maladi juga merupakan musisi yang menciptakan karya-karya legendaris musik langgam dan keroncong. 

"Di Bawah Sinar Bulan Purnama" salah satu master piece-nya, selain "Biola Tiga Satu Suara".

Dan, "Di Bawah Sinar Bulan Purnama" merupakan sebuah harapan dan impian agar Indonesia jaya. 

Maladi meninggal dunia pada usia 89 tahun, tepatnya pada tanggal 30 April 2001. 

Hingga akhir hayatnya, Maladi masih tercatat sebagai Ketua Dewan Kehormatan PSSI.

Untuk mengenang jasa-jasanya, Pemerintah Kota Solo pada tahun 2003 menyematkan nama Raden Maladi sebagai nama pengganti Stadion Sriwedari, Surakarta yang kemudian dikembalikan namanya menjadi Stadion Sriwedari pada tahun 2011.

Maladi memang telah tiada, tapi dia telah meninggalkan banyak hal dalam sepak bola Indonesia.

Bahkan, kala menciptakan lagu pun bisa menjadi inspirasi sepak bola Indonesia.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Hery Prasetyo
Sumber : wikipedia, FB/ kabar kabar PSIM Jogja, ussa.edu
REKOMENDASI HARI INI

Jadwal Liga Voli Korea - Megawati Dkk Wajib Menang, Red Sparks Diadang Rival Terlemah

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Klasemen

Klub
D
P
1
Liverpool
12
31
2
Man City
12
23
3
Chelsea
12
22
4
Arsenal
12
22
5
Brighton
12
22
6
Tottenham
12
19
7
Nottm Forest
12
19
8
Aston Villa
12
19
9
Fulham
12
18
10
Newcastle
12
18
Klub
D
P
1
Persebaya
11
24
2
Persib
11
23
3
Borneo
11
21
4
Bali United
11
20
5
Persija Jakarta
11
18
6
PSM
11
18
7
PSBS Biak
11
18
8
Arema
11
18
9
Persita
11
18
10
Persik
11
15
Klub
D
P
1
Barcelona
14
34
2
Real Madrid
13
30
3
Atlético Madrid
14
29
4
Villarreal
13
25
5
Athletic Club
14
23
6
Osasuna
14
22
7
Girona
14
21
8
Mallorca
14
21
9
Real Betis
14
20
10
Real Sociedad
14
18
Klub
D
P
1
Napoli
13
29
2
Atalanta
13
28
3
Inter
13
28
4
Fiorentina
13
28
5
Lazio
13
28
6
Juventus
13
25
7
Milan
12
19
8
Bologna
12
18
9
Udinese
13
17
10
Empoli
13
16
Pos
Pembalap
Poin
1
J. Martin
404
2
F. Bagnaia
388
3
M. Marquez
320
4
E. Bastianini
320
5
B. Binder
183
6
P. Acosta
181
7
M. Viñales
163
8
F. Morbidelli
140
9
F. Di Giannantonio
139
10
A. Espargaro
136