Pelatih Persis Solo, Widiyantoro resmi mendapat sanksi dari Komdis PSSI terkait perlaku tidak terpuji terhadap wasit.
Hal ini dibenarkan oleh CEO Persis Solo, Bimo Putranto.
Bimo Putranto menuturkan, surat ini dia terima pada Jumat pagi.
"Isi suratnya berupa sanksi kepada head coach kami selama setahun tak berkecimpung di sepak bola Indonesia. Ada pula denda Rp 100 juta," ujar Bimo seperti dikutip BolaSport.com dari Tribun-Jateng.
Tak hanya Widyantoro, dua staf kepelatihan Persis juga mendapat sanksi dari Komdis.
"I Komang Putra dan Mursyid Mansyur juga kena. Keduanya masing-masing dilarang mendampingi tim selama 3 laga dan denda Rp 30 juta," imbuh Bimo.
Hal ini pun menarik reaksi pendukung Persis Solo melalui media sosial.
Berikut BolaSport.com merangkum:
Luar biasa. Solo dilumpuhkan pelan-pelan. Sleman dipinalti menit akhir.
— Penikmat FishBall (@pengusahasukces) October 6, 2017
Tulung banding , sosok Widyantoro neng lapangan sangat berpengaruh.
— Kacung (@fadel_ramzi) October 6, 2017
Yg sbar coach @widyantorowidy ikp pk mursyid. Moga Allah lapangkan sgala ksusahan jnengsn. Keluarga dparingi ksabaran
Banding min,semoga dpt keringanan, tp ini jg pembelajaran buat kita utk lebih bisa kontrol emosi,
— Syafaat A (@syafaat_ast) October 6, 2017
Membahayakan wasit disanksi ? Kalo wasit yang jadi pemicu kekalahan klub, wasitnya disanksi juga gak? @pssi__fai
— Lina I.F (@ItafianaLina) October 6, 2017
Semoga segera keluar press release resmi dari klub mengenai yang sedang terjadi termasuk detail apa yang melatarbelakangi sanksi tersebut..
— Anggara Wepe (@Aangwepe) October 6, 2017
Yg sbar coach @widyantorowidy ikp pk mursyid. Moga Allah lapangkan sgala ksusahan jnengsn. Keluarga dparingi ksabaran
— rosyid meica (@rosyidmeica) October 6, 2017
Meski sedang diterpa masalah, Persis Solo juga sedang berbahagia.
Pasalnya berkat kemenangan tipis 1-0 atas PSPS Riau di Stadion Manahan Solo, (6/10/2017) membuat Persis Solo menjadi tim pertama yang lolos ke babak delapan besar.
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar