Ada kekecewaan besar dari PSS Sleman soal kinerja wasit yang memberi keputusan handsball kepada pemain PSS Sleman di menit-menit akhir babak kedua dan berbuah tendangan penalti bagi tim tuan rumah, Cilegon United.
Manajer Operasional PSS Sleman, Rumadi, mengaku sangat menyayangkan kejadian ini.
"Itu memang sudah di luar kemampuan pemain kami. Karena pemain sudah bermain bagus, semua all out," ujar Rumadi dilansir BolaSport.com dari Tribun Jogja.
Gol dari tendangan penalti Cilegon United di menit akhir pertandingan itu memupus harapan Super Elja untuk merangkak naik dan memperbesar peluang lolos delapan besar liga 2.
(Baca Juga: Ini Isi Surat Suara Referendum Catalunya yang Diisi Gerard Pique, Xavi Hernandez, dkk)
"Kami sempat unggul 0-1, 1-1, 1-2, tapi akhirnya harus seperti itu," kata Rumadi.
Ketika disinggung tentang keputusan wasit tersebut, Rumadi mengatakan wasit telah salah mengartikan sepak bola.
"Namanya sepak bola pakai kaki, kalau kena paha ya tidak hands ball. Itu bola dikontrol dengan paha, ada videonya. Wasitnya kursus lagi," ujar Rumadi menyayangkan keputusan wasit.
"Wasitnya salah mengartikan sepak bola, tak boleh bermain dengan kaki maksudnya?" tutur Rumadi keheranan.
Editor | : | Husen Sanusi |
Sumber | : | jogja.tribunnews.com |
Komentar