Polresta Solo masih menyelidiki kasus kematian bonek Micko Pratama di Solo yang terjadi pada Sabtu (14/4/2018) dini hari WIB.
Sembilan saksi yang terdiri dari warga sekitar dan teman korban dikumpulkan untuk dimintai keterangan.
Selama proses penyidikan masih berjalan Wakapolresta Solo, AKBP Andy Rifai meminta bonek mempercayakan kasus ini kepada pihaknya yang sedang bekerja.
Pihak kepolisian juga berkoordinasi dengan kepolisian di wilayah sekitar Solo dan Polrestabes Surabaya untuk menangani kasus ini.
"Ada koordinasi dengan jajaran kepolisian luar wilayah Solo, dengan Polrestabes Surabaya, (wilayah-wilayah) Polres-Polres yang dilewati (rombongan Bonek) juga," ungkap Andy dilansir BolaSport.com dari Tribun Solo.
Selain itu, Andy juga berharap tak ada aksi balas dendam yang dilakukan oleh bonek.
"Kita harapkan tak ada seperti itu (aksi balas dendam Bonek), percayakan sepenuhnya kepada polisi," ujar Andy.
Ia berharap kejadian ini jadi pembelajaran bagi semua pihak baik suporter, warga maupun kepolisian.
"Tidak ada saling bermusuhan, dan proses hukumnya percayakan pada polisi," jelas Andy.
(Baca Juga: Korban Kericuhan Arema FC Vs Persib Mencapai 200 Orang Lebih)
Sebelumnya, satu bonek Micko Pratama (17) meninggal dunia dalam bentrok dengan warga yang terjadi di Solo saat rombongan bonek pulang dengan cara estafet naik truk usai mendukung Persebaya lawan PS Tira di Stadion Sultan Agung, Bantul, Jumat (13/4/2018).
Micko dan beberapa bonek lainnya dibawa ke RSUD Dr Moewardi, Jebres, Solo untuk segera mendapatkan perawatan.
Namun nyawa Micko tak tertolong setelah mengalami luka parah di bagian kepalanya.
Selain Micko, satu bonek berinisial S yang hingga hari ini Senin (16/4/2018) masih kritis di RSUD Dr Moewardi.
Editor | : | Stefanus Aranditio |
Sumber | : | solo.tribunnews.com |
Komentar