Mantan manajer klub kasta kedua liga Inggris, Leeds United mengungkapkan pengalaman sedihnya kala dipenjara di Dubai pada 2014.
Pria bernama David Haigh ini menghabiskan 22 bulan di penjara Dubai, UAE karena dituduh memalsukan faktur dan mentransfer uang tersebut ke sebuah akun gelap.
Haigh berkata selama 22 tahun berada di penjara Dubai, ia terus menerus mengalami penyiksaan dan dipaksa untuk menyaksikan penyiksaan tahanan lain.
Haigh bahkan berkata menghabiskan 5 bulan di rumah sakit karena mengalami Post Traumatic Stress Disorder serta kerusakan pada lutut, tangan, bahu, mata, gigi dan retak tulang pipi.
Pria berusia 40 tahun ini juga disebut sebagai gay di penjara yang menurut Haigh menyebabkannya diperkosa dan mengalami pelecehan seksual di penjara.
(Baca juga: Kalahkan Indonesia 4-0, Ini 5 Resep Rahasia Timnas U-19 Korea Selatan, Salah Satunya Wonderkid Valencia)
Haigh sempat mengajukan tuntutan pada hakim untuk menyelidiki kasus kekerasan yang ia alami, namun permohonan tersebut ditolak.
Haigh dibebaskan pada November 2016 namun ia ditangkap kembali atas tuduhan fitnah karena sebuah cuitan yang ia unggah di Twitter.
Tuduhan ini menyebabkan Haigh harus menghabiskan 5 bulan lagi di penjara Dubai.
Pengacara Haigh, Toby Cadman, mengatakan, "Haigh menekankan bagaimana dia ditahan dengan tuduhan yang sewenang-wenang. Dia juga mengatakan bahwa proses pengadilan mengabaikan semua prosedur keadilan dan bahwa selama penahanannya dia disiksa beberapa kali baik secara mental, fisik, dan seksual oleh polisi Dubai."
Editor | : | Nina Andrianti Loasana |
Sumber | : | Dailymail.co.uk |
Komentar