Ketiga pesepakbola ini mungkin tak pernah menyangka bahwa nasib perjalanan mereka menuju Piala Dunia Rusia 2018 akan berakhir dramatis laksana sinetron.
Dapat bermain untuk 2 negara, 3 pemain ini membuat keputusan sulit yang justru berakhir mengejutkan.
Berikut kisah 3 pesepak bola ini sebagaiamana dirangkum BolaSport.com dari berbagai sumber:
3. Hakim Ziyech
Gelandang tengah Ajax, Hakim Ziyech, membuat pemain legenda Belanda, Marco Van Basten terpaksa menanggung malu atas kata-katanya sendiri.
Pada 2016, Van Basten mengejek Ziyech yang memilih untuk membela timnas Maroko dalam Kualifikasi Piala Dunia 2018.
Saat itu Ziyech dapat bermain bagi dua negara: Belanda dan Maroko.
Namun secara mengejutkan, Ziyech justru memutuskan membela Maroko dibanding dengan negara yang meraih posisi ketiga dalam Piala Dunia sebelumnya di Brazil.
"Seberapa bodoh anda untuk memilih Maroko jika anda tengah dipertimbangkan untuk masuk timnas Belanda?" ucap Van Basten saat itu.
Namun, nasib manusia memang tak pernah pasti.
Timnas Belanda harus menelan pahit tak dapat lolos ke Piala Dunia 2018 setelah kalah di kandang sendiri dari Prancis dan mendrita kekalahan memalukan dari Bulgaria.
Sementara itu, timnas Maroko yang dibela Ziyech justru menjuarai grup C dan memastikan meraih tiket ke Rusia.
Terakhir kali Maroko berhasil lolos ke putaran final Piala Dunia adalah pada tahun 1998.
Ambisi Aron Johannsson (26) berlaga di Piala Dunia begitu besar, hingga dia rela meninggalkan timnas Islandia.
Meskipun lahir di Amerika Serikat, Aron Johannsson tumbuh besar dan mengenal sepak bola di Islandia.
Dirinya mengawali karier sepak bola bersama klub asal Islandia, Ungmennafelagio Fjolnir.
Dengan bakat alami yang ia miliki, Aron Johannsson terpilih sebagai pemain Islandia U-21.
Di usia yang masih belia, Aron Johannsson ingin segera mencicipi manisnya ajang tertinggi sepak bola dunia.
Pada 2013 silam, Aron Johannsson memutuskan untuk masuk ke timnas Amerika Serikat yang dianggap memiliki kans lebih besar di Piala Dunia 2014.
Benar saja, Amerika Serikat yang selalu lolos ke putaran final Piala Dunia sejak 1990 ini pun mampu memenuhi ambisi Aron Johannsson.
Meskipun tak menjadi juara, Aron Johannsson beruntung bisa merumput di Brasil pada ajang Piala Dunia 2014.
Roda kehidupan berputar, nasib rupanya berbalik arah dari karier sepak bola Aron Johannsson.
Timnas Amerika Serikat gagal lolos ke Piala Dunia 2018 setelah kalah dari Timnas Trinidad Tobago, Rabu (11/10/2017).
Nasib baik justru tengah berpihak pada Islandia, negara yang membesarkan karier sepak bola Aron Johannsson.
Untuk pertamakalinya, Islandia berhasil melaju ke putaran final Piala Dunia 2018 di Rusia.
Nasib buruk dan penyesalan juga tengah menghampiri mantan pemain AC Milan, Gianluca Lapadula.
Pada 2015, pelatih timnas Peru, Ricardo Gareca terbang ke Italia untuk meminang Lapadula ke timnas Peru.
Gareca ingin agar Lapadula membela Peru dalam kualifikasi Piala Dunia 2018 di Rusia.
Namun setelah pertimbangan panjang, Lapadula justru memilih menunggu panggilan dari Timnas Italia.
Lapadula memang tampil apik selama membela Pescara di Serie B Liga Italia.
(Baca juga: Paceklik Gol, Cristiano Ronaldo Ngamuk, 4 Orang Penting di Real Madrid Ini Jadi Sasaran)
Mencetak 30 gol dalam 43 laga, penampilan apik Lapdula membuat AC Milan tertarik membeli Lapadula seharga 9 juta Euro.
Lapadula juga bermain cukup baik dengan mencetak 8 gol dalam 27 laga selama bermain bagi AC Milan pada 2016.
Pada saat itu, pertimbangan Lapadula tampak sangat logis, pasalnya kesempatan eks pemain Juventus ini untuk bermain di Piala Dunia tentu lebih besar bersama timnas Italia.
Bagai gayung bersambut, timnas Italia akhirnya memanggil Lapadula untuk berseragam timnas dalam laga persahabatan melawan San Marino.
Sayangnya Lapadula justru tidak pernah dipanggil untuk membela Italia dalam Kulifikasi Piala Dunia 2018.
Timnas Italia pun berakhir tragis, tak lolos ke Piala Dunia untuk pertama kalinya dalam 60 tahun.
Seakan menambah perih keadaan, timnas Peru yang tak bisa memanggil Lapadula karena ia telah berseragam timnas Italia justru lolos ke Piala dunia untuk pertama kalinya dalam 36 tahun!
Editor | : | Nina Andrianti Loasana |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar