Kapten Fiorentina, Davide Astori, diumumkan meninggal dunia dalam usia 31 tahun pada Minggu (4/3/2018).
Eks bek tengah Cagliari tersebut meninggal dunia di hotel tempat tim menginap menjelang laga kontra Udinese.
Laporan dari Udine Today menyebut kematian Astori diketahui setelah salah satu rekannya mendobrak pintu kamar sang kapten.
"Astori tidak terlihat saat sarapan pukul 09.30, padahal biasanya dia yang paling awal muncul," kata juru bicara klub, Arturo Mastronardi.
"Jadi, para pemain pergi memeriksa. Davide tidur sendirian di kamar. Kami belum tahu penyebab kematiannya," tutur Mastronardi.
Pihak berwajib kota Udine sendiri memastikan bahwa kapten Fiorentina, Davide Astori (31), meninggal karena henti jantung yang disebabkan oleh penyebab alami.
"Ide yang kami dapat dari situasi ini adalah sang pemain meninggal karena henti jantung yang disebabkan oleh faktor-faktor alamiah," tutur jaksa Udine, Antonio De Nicolo, seperti dikutip BolaSport.com dari Football Italia.
(Baca Juga: Resmi, Semua Pertandingan Liga Italia Dibatalkan Usai Kapten Fiorentina Meninggal Dunia)
Meski demikian Antonio De Nicolo juga mengungkapakn bahwa kematian mendadak Davide Astori aneh.
"Aneh sekali hal seperti ini bisa terjadi kepada seorang pesepak bola profesional yang senantiasa dimonitor dan tidak menunjukkan tanda-tanda apapun," lanjutnya.
Lalu bagaimana tepatnya penyakit tanpa gejala ini mampu merenggut nyawa atlet yang notabene senantiasa menjalani hidup sehat?
Pertama-tama, perlu digarisbawahi bahwa terdapat perbedan antara henti jantung (cardiac arrest) dan serangan jantung (heart attack).
Henti jantung (cardiac arrest) merupakan suatu kondisi gangguan yang fatal dimana jantung berhenti berdetak secara tiba-tiba karena gangguan gaya listrik pada otot jantung, sehingga jantung tidak dapat berdetak dengan normal.
Hal ini berdampak pada gangguan distribusi darah ke seluruh tubuh dan kematian dapat terjadi dalam hitungan menit karena organ dalam vital, terutama otak, tidak menerima darah yang cukup.
Sementara itu, serangan jantung (heart attack) adalah kondisi fatal yang terjadi saat jantung tidak menerima cukup aliran oksigen dari aliran darah yang menuju jantung.
Hal ini disebabkan adanya penyumbatan pembuluh darah arteri, sehingga jantung mengalami kekurangan asupan darah yang mengandung oksigen.
Kondisi serangan jantung dapat terjadi dalam durasi hingga hitungan jam.
Selama durasi waktu ini tersebut bagian jantung yang tidak menerima oksigen terus mengalami kerusakan berupa kematian otot jantung, jika tidak ditangani dapat menyebabkan kematian.
Jika disimpulkan, henti jantung prosesnya cepat dan mendadak serta disebabkan karena gangguan kelistrikan jantung.
(Baca Juga: 5 Gelandang Bertahan Terbaik di Liga Inggris, Salah Satunya Baru 21 Tahun)
Sementara serangan jantung terjadi dalam waktu yang relatif lebih lama (hingga hitungan jam) dan disebabkan karena penyumbatan pembuluh darah arteri.
Umumnya, penyakit yang menyerang dan menewaskan atlet-atlet dalam usia muda adalah henti jantung.
Pertanyaannya, apakah yang menyebabkan kondisi ini?
1. Penyakit arteri koroner: umum pada pria berusia di atas 35 tahun.
2. Cardiomyopathy: pelebaran atau penebalan pembuluh jantung, umum terjadi pada atlet.
3. Sindrom Brugada: gangguan listrik pada jantung.
4. Sindrom Marfan: peregangan bagian-bagian jantung dan bersifat keturunan.
5. Gangguan jantung sejak lahir
Editor | : | Nina Andrianti Loasana |
Sumber | : | BolaSport.com, webmd.com, hellosehat.com |
Komentar