Egy Maulana Vikri dikabarkan telah memiliki pelabuhan baru, yaitu salah satu klub teratas Liga Polandia, Lechia Gdansk.
Lechia Gdansk saat ini berkompetisi di divisi teratas Polandia, Ekstraklasa.
Sayangnya, Lechia Gdansk tengah terancam terdegradasi ke divisi dua Polandia karena sedang menempati posisi 12 dari 16 klub.
Sebelumnya Egy sempat mengatakan pada media bahwa pertimbangannya dalam memilih klub ternyata tak hanya dari segi prestasinya klubnya saja melainkan ada pertimbangan lain yakni keberadaan Masjid.
“Pilihan pertama itu masjid. Saya lihat agamanya di sana seperti apa. Terlebih lagi di Eropa banyak rasis," ujar pemain Timnas Indonesia U-19 tersebut di peluncuran Nike Born Mercurial di FISIK Football, Senayan City, Jakarta, Rabu (7/3/2018).
(Baca Juga: Jauh Sebelum Egy Maulana, Pemain Ini Sudah Mengadu Nasib di Eropa, Liga Italia)
"Saya ingin nyaman dan mendapat kesempatan bermain. Ini pilihan pribadi saya dan keluarga. Di sana (negara yang dituju Egy) banyak masjidnya," katanya.
"Orang tua bilang jangan tinggalin solat. Jangan juga sombong, walau sekarang sedang di atas. Saya juga tidak boleh menghina orang," ucapnya.
Lalu apakah keinginan Egy untuk berlaga di klub yang dekat dengan masjid terkabul?
Polandia sendiri merupakan komunitas dengan jumlah muslim yang terbilang sedikit di Eropa, hanya sekitar 0,1% dari jumlah penduduknya.
Menurut penulusuaran BolaSport.com terdapat sekitar 4 masjid di Polandia, di luar rumah-rumah atau ruangan yang difungsikan sebagai tempat ibadah.
Di Gdansk sendiri, terdapat sebuah masjid yang cukup besar yang dibangun sekitar tahun 1990an.
Masjid ini cukup dekat dengan stadion kandang Lechia Gdansk.
Pejalan kaki akan membutuhkan waktu sekitar 22 menit untuk mencapai masjid ini dari stadion.
(Baca Juga: Berangkat ke Eropa, Egy Dapat Pesan dari Menpora)
Sementara jika menguunakan kendaraan hanya membutuhkan waktu sekitar 5 menit saja.
Sayangnya masjid ini memiliki sejarah yang cukup kelam.
Pada 2013, masjid ini sempat dibakar oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab.
Api ini membakar pintu dan peralatan masjid dan menimbukan kerugian sekitar 16 ribu dolar Amerika atau sekitar 220 juta rupiah.
Editor | : | Nina Andrianti Loasana |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar