Perjalanan panjang Maurizio Sarri untuk menjadi pelatih top menurutnya sama sekali bukan ujian hidup yang berat.
Maurizio Sarri memang memiliki perjalanan yang sangat panjang sebelum kini diakui sebagai salah satu pelatih top di Eropa.
Sarri sempat melatih tim-tim amatir pada tahun 1990 sampai 2001 sambil bekerja sebagai pegawai di sebuah bank Italia.
Ia memulai kariernya di klub Stia yang berlaga di kasta kelima liga amatir Italia, atau kasta kedelapan secara keseluruhan dalam piramida sepak bola Italia.
(Baca juga: Kegilaan Eks Pelatih Timnas Argentina di Liga Inggris, Pemain Disuruh Memungut Sampah Selama 3 Jam)
Pada tahun 2001, di usia awal 40-an, Sarri kemudian memutuskan untuk keluar sepenuhnya dari bank dan menjadi pelatih profesional.
Klub Sansovino, pekerjaan ketujuhnya sebagai pelatih, yang membuatnya berubah menjadi pelatih profesional pertama.
Butuh waktu bertahun-tahun pula untuk Sarri bisa masuk ke Supercorso at Coverciano, sekolah kepelatihan elit di Italia.
Ia kemudian bisa melatih tim Serie B, Arezzo, menggantikan Antonio Conte pada 2006, itupun hasilnya tak bisa dibilang istimewa.
(Baca juga: Si Pemuja Pengulangan Itu Bernama Maurizio Sarri)
Pada 2011, Sarri masih melatih klub Sorrento di kasta ketiga.
Meski begitu, menurut Sarri, perjalanan kariernya ini bukanlah hidup yang berat.
"Hidup yang berat itu bangun jam enam pagi untuk pergi bekerja ke pabrik," ujar Sarri dilansir BolaSport.com dari The Times.
Lagi, Manchester United Batal Rekrut Bek Anyar Gara-gara Ogah Bayar Mahal https://t.co/X6c8gVcreF
— BolaSport.com (@BolaSportcom) 6 Agustus 2018
Mungkin, Sarri mengatakan hal itu merujuk pada ayahnya yang bekerja sebagai pengemudi Crane di pabrik.
Pada 2012, tahun ke-23 dalam karier kepelatihannya, Sarri menjadi pelatih Empoli di Serie B.
(Baca juga: Kisah Maurizio Sarri, Pelatih Modern yang Masih Percaya Takhayul)
Ini adalah awal Sarri dikenal dunia saat membawa Empoli promosi ke Serie A sebelum kemudian direkrut Napoli pada 2015.
Kini bersama Chelsea, Sarri bisa dibilang sudah menjadi salah satu pelatih paling top di Eropa.
(Baca juga: 5 Hal yang Kita Pelajari dari Kemenangan Manchester City atas Chelsea)
Editor | : | Kautsar Restu Yuda |
Sumber | : | thetimes.co.uk |
Komentar