Seorang sepupu dari pemilik Manchester City, Sheikh Mansour gagal mengakuisisi propoal untuk membeli Liverpool senilai 2 miliar pounds (sekitar 37 triliun rupiah).
Dikutip BolaSport.com dari Daily Mail, adalah Sheik Khaled Bin Zayed Al Nehayan, salah satu anggota keluarga Emirati yang memerintah Abu Dhabi, Uni Emirat Arab telah mendekati pemilik Liverpool dalam beberapa bulan terakhir sejak akhir 2017 mendekati awal 2018.
Ia juga merupakan sepupu dari Sheikh Mansour, pemilik Manchester City sejak 2008 lalu.
Khaled kemudian memberi penawaran 2 miliar pounds untuk membuat akuisisi paling mahal dalam sejarah sepak bola.
(Baca juga: Hasil Babak 16 Besar & Jadwal Perempat Final Sepak Bola Asian Games 2018)
De acordo com o @AdamCrafton_, o Liverpool recebeu uma proposta do Sheik Khaled, primo do dono do Manchester City, para vender o clube pelo valor de £2Bi. As conversas aconteceram entre o Tom Werner e representantes do sheik em Nova Iorque e a proposta foi recusada. pic.twitter.com/NmaVbPg9kp
— Made For Liverpool (@MadeForLFC_BR) 23 August 2018
Sheik Khaled, meski tidak memliki jumlah kekayaan sebesar Sheik Mansour, juga termasuk salah satu pengusaha paling sukses di Uni Emirat Arab.
Fenway Sports Group (FSG) yang dimiliki John W Henry telah menginstruksikan perusahaan asal Amerika Serikat, Allan & Co untuk menarik investasi kepada perusahaan Sheik Khaled. Dan salah satu direkturnya, Stephen D Greenberg telah mengadakan pembicaraan dengan Sheik Khaled.
Namun meski Sheik Khaled mendesak untuk melakukan akuisisi, Liverpool mengakhiri perundingan dan secara tegas menolak pengambilalihan tersebut.
"FSG secara jelas menyatakan dan konsisten: Klub ini tidak dijual," bunyi pernyataan resmi dari Liverpool dikutip dari Daily Mail.
(Baca juga: Panjat Tebing Asian Games 2018 - Kalahkan Rekan Senegara, Aries Susanti Rahayu Pastikan Emas Pertama di Jakabaring)
"Tetapi apa yang sudah dinyatakan oleh pemilik kami, sekali lagi secara konsisten, di bawah syarat dan ketentuan yang benar, kami akan mempertimbangkan jika anda mengambil investasi minoritas. Kerjasama semacam itu memajukan kepentingan komersial kami di pasar dan sejalan dengan kelanjutan pengembangan dan pertumbuhan klub dan tim," lanjutnya.
Kabarnya, kegagalan perundingan tersebut terjadi pada Januari 2018.
Editor | : | Bagas Reza Murti |
Sumber | : | Dailymail.co.uk |
Komentar