Kiper tak memiliki harga yang mahal karena kurangnya penghargaan yang diterima.
(Baca Juga: Sindir Wayne Rooney, Jose Mourinho Bingung dengan Konsep Box-to-Box yang Kekinian)
Buktinya, data-data yang mencatat performa seorang penjaga gawang sepanjang pertandingan masih sangat kurang.
Bagi pemain lain ada catatan gol, assist, umpan, dan tekel, namun tidak untuk penjaga gawang.
Tak ada yang tahu persis berapa kali Lev Yashin, kiper legendaris Uni Soviet, menggagalkan peluang gol lawan.
Bagi penjaga gawang, yang bisa diamati adalah kemampuan menjaga gawang agar tak kebobolan lebih dari rata-rata.
Untuk urusan menjaga keangkeran gawang, Buffon masih menjadi yang terdepan.
Berdasarkan penelitian Colin Trainor dari The Economist, Buffon kebobolan 20 persen lebih sedikit dari rata-rata jumlah kebobolan kiper liga top Eropa.
Di posisi kedua dan ketiga, David de Gea dan Manuel Neuer mencatatkan 17 persen lebih sedikit dari rata-rata.
Data-data statistikal tersebut menjadi pegangan utama dalam menentukan kualitas sekaligus harga seorang pemain sepak bola.
Dengan kata lain, peran penjaga gawang dalam sebuah pertandingan nyaris tak terlihat dan tak teramati dengan baik oleh para penonton sepak bola.
Editor | : | Taufan Bara Mukti |
Sumber | : | economist.com |
Komentar