Pelatih Liverpool, Juergen Klopp, memiliki alasan di balik pencapaian timnya yang tak kunjung memenangi trofi di bawah asuhannya.
Sejak terakhir kali memenangi Piala Liga Inggris pada musim 2011-2012, tak ada lagi trofi yang mampu dimenangi Liverpool hingga saat ini.
Bahkan, klub kolektor lima titel Piala/Liga Champions ini terakhir kali menjuarai Liga Inggris kala format baru Premier League belum digulirkan, yakni pada musim 1989-1990.
Kedatangan pelatih Juergen Klopp yang resmi menakhodai The Reds per 8 Oktober 2015, memang memberikan perubahan gaya permainan yang diyakini lebih baik daripada dua pelatih sebelumnya, Brendan Rogers dan Kenny Dalglish.
Namun, Klopp yang telah menghabiskan 387,12 juta poundsterling untuk memperkuat skuat, tak kunjung mendaratkan piala untuk Liverpool.
(Baca Juga: Pelatih Chelsea Pede Courtois, Hazard, dan Willian Bakal Bertahan)
Sebenarnya, pelatih 50 tahun tersebut mampu mengantarkan Tim Merseyside Merah ke tiga final turnamen, yaitu Liga Europa dan Piala Liga pada musim 2015-2016, serta Liga Champions musim lalu.
Namun, tak satu pun laga final itu diakhiri dengan kemenangan.
Menanggapi hal itu, Juergen Klopp menilai bahwa untuk kembali menghadirkan titel membutuhkan proses perubahan hingga ke tataran mendasar.
Deretan Potret Hot Maria Selena Kala Berlibur di Labuan Bajo, Nomor 2 Keseksiannya Menyilaukan https://t.co/fLcc6sOjBf
— BolaSport.com (@BolaSportcom) July 24, 2018
"Anda benar bahwa orang-orang akan berkata ini adalah langkah maju, tetapi kami perlu persiapan untuk memenangi trofi," ujar Klopp dikutip BolaSport.com dari laman Reuters.
Eks pelatih Borussia Dortmund itu pun menegaskan jika timnya tak akan memenangi sesuatu sebelum memulai musim yang baru.
"Saya tahu tentang ekspektasi penggemar dan itu adalah hal yang normal, tetapi pertama-tama kami harus (mengubah pola pikir) bermain sepak bola dengan memberi kami kans untuk memenangi sesuatu," ucapnya menjelaskan.
(Baca Juga: Digadang-gadang Jadi The New Jens Lehmann, Kiper Baru Arsenal Ditantang Buktikan Diri)
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | uk.reuters.com |
Komentar