Atas hasil sempurna hingga pekan keempat Liga Inggris 2018-2019, Manajer Watford, Javi Gracia, dinobatkan sebagai Manager of the Month edisi Agustus 2018.
Pelatih asal Spanyol itu mengalahkan para nominator lain yaitu Mauricio Pochettino (Tottenham Hotspur), Juergen Klopp (Liverpool), dan Maurizio Sarri (Chelsea) buat menggondol penghargaan bulanan EPL itu.
Sejak penghargaan ini diperkenalkan pada 1993-1994, baru satu Manajer Watford yang memenangi trofi individu ini.
(Baca juga: Finalis Piala Dunia 2006 Bakal Jadi Bagian Laga Testimoni Mantan Kiper Persib)
Dia adalah Quique Sanchez Flores pada Desember 2015.
Wajar, Watford merasa bangga apabila Javi Gracia menyabet award tersebut.
(Baca juga: Menikmati Bus Baru Barito Putera)
Akan tetapi, suporter Watford sepertinya tidak mau jika pelatih berusia 48 tahun itu dinobatkan sebagai manajer terbaik EPL edisi Agustus 2018.
Setidaknya hal ini terlihat dari komentar di akun media sosial milik Watford.
(Baca juga: Siluet Abah dan Mamah pada Jersey, Cara Barito Putera Menghargai Eksistensi dan Tradisi)
Hal ini dikarenakan ada kutukan yang menyertai para pemenang Manager of the Month di EPL di mana tim yang dilatih manajer terbaik pada bulan tersebut akan meraih hasil negatif di pertandingan atau bulan berikutnya.
Data EPL 2017-2018 dapat dijadikan acuan yang terkini.
(Baca juga: Keputusan Thailand untuk laga Piala AFF 2018, Timnas Indonesia Bakal Sambangi Stadion 'Angker')
Dari sembilan penghargaan bulanan, sebanyak enam manajer yang meraih status yang terbaik di mana bos Manchester City, Pep Guardiola, dinobatkan sebanyak empat kali.
Hanya dua pelatih yang memenangi laga EPL setelah diumumkan sebagai Manager of the Month.
Mereka adalah Guardiola pada edisi penobatan September, Oktober, dan November, serta Sean Dyche (Burnley) pada edisi Maret.
Manajer tersisa harus menerima hasil seri atau bahkan kalah.
(Baca juga: Rapor Dua Pemain Indonesia di Eropa pada Pekan Lalu, Ezra dan Egy Beda Nasib)
Guardiola bahkan sempat mendapat jinx itu ketika City kalah 3-4 dari Liverpool pada 14 Januari 2018, hanya berselang dua hari setelah dinobatkan sebagai manajer terbaik Liga Inggris edisi Desember 2017.
Hasil klub sepanjang bulan berikutnya kian menekankan kutukan tersebut.
(Baca juga: Rapor Terbaru Pemain Indonesia di Piala Malaysia 2018, Evan dan Ilham Raih Kemenangan Pertama, tetapi Sia-sia)
Kecuali Guardiola, semua pemenang manajer terbaik bulanan sepanjang 2017-2018 sulit memenangi gim-gim pada bulan berikutnya.
Ambil contoh Sean Dyce.
(Baca juga: Podolski Diusir Wasit dan Bersama Iniesta Rasakan Kekalahan Beruntun di Liga Jepang)
Manajer terbaik Maret 2018 itu memimpin Burnley meraih satu kemenangan, dua seri, dan satu kekalahan pada April lalu.
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar