Manajer Tottenham Hotspur, Mauricio Pochettino, memandang talenta yang dimiliki pemain serangnya, Harry Kane, kurang mendapat apresiasi di Liga Inggris.
Mauricio Pochettino kecewa terhadap penilaian publik Liga Inggris yang tak terlalu menganggap kehebatan talenta penyerang Tottenham Hotspur, Harry Kane.
Padahal Mauricio Pochettino bersikeras mendeskripsikan bahwa Harry Kane striker andal bak pembunuh yang lihai menerkam gawang lawan.
Ia khawatir jika Tanah Inggris hanya akan menjadi panggung untuk menjatuhkan para pemain bintang yang dilahirkan. Termasuk Harry Kane.
"Seorang pemain harus memiliki banyak hal di Inggris. Di sini, pemain wajib mempunyai keahlian yang amat bagus. Namun, adakalanya Anda harus mengembangkan pemain Anda sendiri," ucap Pochettino, dikutip BolaSport.com dari Daily Mirror.
"Kane orang Inggris dan terkadang Anda menekan ia setinggi langit bahkan hingga ke surga. Lantas, Anda melemparnya keluar. kata pria asal Argentina itu menjelaskan.
Kane memang menunjukkan kualitasnya sebagai striker predator setelah selalu mencetak lebih dari 25 gol per musim sejak 2014-2015.
Penyerang 25 tahun itu juga menjadi top scorer Premier League dua musim beruntun pada 2015-2016 dan 2016-2017. Terbaru, kapten timnas Inggris tersebut sukses menjadi pencetak gol terbanyak di ajang Piala Dunia 2018.
Baca Juga:
- Digoda Gaji Rp248,9 Miliar per Tahun oleh Real Madrid, Mauricio Pochettino Cuek
- Soal Peluang Gabung Real Madrid, Harry Kane Beri Jawaban Menggantung
Ihwal itu membuat Pochettino berandai-andai jika sang pemain berkebangsaan Italia atau Spanyol, tentu akan mendapat penghormatan yang lebih layak.
"Sekarang setelah enam tahun berada di Inggris saya sedikit paham. Benar jika Harry Kane adalah orang Italia dan bermain untuk klub Italia, ia akan lebih dilindungi," tutur eks pelatih Espanyol dan Southampton ini.
"Sebab, publik Italia lebih protektif terhadap para pemainnya. Sulit untuk memberi tekanan kepada pemain. Saat pemain ada di puncak, orang-orang akan terus menjaganya agar terus seperti itu."
"Hal itu serupa dengan di Spanyol. Sementara di sini lebih bergejolak naik dan turun. Anda mencetak gol, Anda yang terbaik. Anda tak cetak gol, Anda mendapat kritik. Tak masalah, ini adalah sebuah pengamatan," tuturnya.
Editor | : | Dimas Wahyu Indrajaya |
Sumber | : | mirror.co.uk |
Komentar