Bek Chelsea, Antonio Ruediger menyebut bahwa pengalaman bermain di AS Roma membuatnya bisa cocok bermain di bawah komando pelatih Maurizio Sarri.
Antonio Ruediger menjelma menjadi garda sentral lini belakang andalan Chelsea semenjak kedatangan pelatih Maurizio Sarri musim ini.
Berduet dengan David Luiz, Antonio Ruediger menciptakan benteng pertahanan Chelsea paling kukuh hingga Liga Inggris telah mencapai pekan ke-12 musim 2018-2019.
Chelsea dan Manchester City hanya kemasukan gol lima kali atau yang paling sedikit di antara semua kontestan Premier League.
Baca Juga:
- Bek Chelsea Sebut Kartu Kuning untuk Dirinya adalah Keputusan Bodoh
- Perpanjang Kontrak, N'Golo Kante Bakal Terima Gaji 2 Kali Lipat dari Chelsea
Namun, fakta bahwa Antonio Ruediger menjadi pengumpan ketiga terbaik di Liga Inggris hingga saat ini ini adalah fenomena lain.
Ruediger, yang membikin 986 umpan sukses, hanya kalah dari rekan setimnya, Jorginho (1186) dan bek tengah Man City Aymeric Laporte (1065).
Sang pemain asal Jerman itu pun mengaku bahwa dua tahun bermain AS Roma (2015-2017) tak hanya menjadikan ia seorang bek tangguh, tetapi juga sebagai pengumpan andal.
"Pergi ke Italia adalah langkah terbesar dalam karier saya sejauh ini. Saya belajar banyak hal mengenai pertahanan di sana," kata Ruediger kepada Chelsea TV, dilansir BolaSport.com dari laman Football London.
"Sebelumnya saya hanya menggunakan tenaga dan kekuatan saya ketika bermain di Jerman, tetapi minim menggunakan pikiran," imbuh Ruediger.
Antonio Ruediger menjalani karier profesional di VfB Stuttgart pada 2010 dan pindah ke AS Roma mulai musim panas 2015, hingga ditebus Chelsea dengan mahar 31,5 juta pound pada medio 2017.
Pengalaman bermain di Liga Italia bersama Roma itulah yang membuat defender 25 tahun berkebangsaan Jerman padu dengan strategi bermain Maurizio Sarri yang disebut Sarriball.
Serangan The Blues, yang dibangun sejak sepak mula dilakukan, diawali dengan umpan panjang yang dilepaskan Ruediger atau Luiz ke area sayap.
Kemudian, penyerang sayap dengan kemampuan dribel mumpuni seperti Eden Hazard atau Willian akan memberikan penetrasi.
(Baca Juga: Alex Sandro Lempar Kode untuk Chelsea dan Manchester United)
Sementara pada waktu yang bersamaan, duo fullback Marcos Alonso dan Cesar Azpilicueta akan maju untuk mengekspansi area pertahanan lawan sekaligus menjadi back up bagi penyerang sayap.
Lalu seluruh pemain Chelsea akan menerapkan garis pertahanan tinggi di area lawan, dengan jarak maksimal 15 meter antara pemain bertahan dan pemain serang.
Pola serangan seperti itu mustahil diterapkan dengan baik jika Ruediger tak memiliki rerata akurasi umpan sebesar 91,7 persen di Premier League menurut WhoScored.
Editor | : | Bagas Reza Murti |
Sumber | : | Football.london |
Komentar