Bek tengah Chelsea, Antonio Ruediger, mengaku memiliki jurus jitu dalam menyesuaikan diri meski berpindah-pindah tim.
Antonio Ruediger seperti pengembara setelah berpindah-pindah klub dalam lima tahun terakhir kariernya.
Promosi ke tim utama klub Liga Jerman VfB Stuttgart pada 2012, nyatanya Antonio Ruediger harus pindah ke Liga Italia untuk membela AS Roma tiga tahun berselang.
Cukup dua tahun bagi Antonio Ruediger di AS Roma sebelum Chelsea menggaetnya dengan mahar 31,5 juta pound pada musim panas 2017 lalu.
Ruediger sendiri menyatakan bahwa dia tidak pernah ambil pusing soal akan bermain di klub mana. Sebab, dia tanggap menghadapi perubahan.
Baca Juga:
- Krisis, AC Milan Ingin Datangkan Kapten Terbuang Chelsea
- Pahlawan Chelsea dan Kedamaian Pantai Gading, Didier Drogba, Pensiun sebagai Pesepak Bola
"Saya adalah pribadi yang tak memiliki masalah di mana saya berada," ucap Ruediger kepada Chelsea TV, dilansir BolaSport.com dari laman Football London.
Bek tengah berdarah Jerman dan Sierra Leone ini pun teringat pada masa-masa awalnya ketika menjejakkan kaki pertama kali ke tanah Italia.
Seraya ia mengungkap senjata yang digunakan agar mampu menyesuaikan dengan lingkungan baru. Senjata itu ialah bahasa.
"Saya mencoba untuk beradaptasi secepat mungkin. Italia sedikit berbeda (dari Jerman) karena bahasanya, tetapi saya mencoba yang terbaik," ujar pria berusia 25 tahun ini.
"Pada akhirnya saya mempelajari Bahasa Italia dan kehidupan menjadi mudah," tuturnya.
Ia pun berpesan bahwa seorang pesepak bola wajib memiliki semangat juang demi memberi kesenangan bagi klub dan penggemar.
"Apa yang orang-orang lihat di lapangan adalah semangat saya untuk berjuang dan bekerja keras bagi tim, klub, dan tentu saja para fan," ucapnya.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Football.london |
Komentar