Tidak ada yang menyangkal bahwa pelatih Manchester City, Josep "Pep" Guardiola merupakan sosok yang inovatif. Ia kaya inovasi, hingga rutin memunculkan cara berbeda dalam memanfaatkan pemainnya.
Ada banyak contoh pemain yang punya posisi alami berubah setelah mendapat polesan Pep Guardiola. Sosok yang paling berhasil adalah Javier Mascherano di Barcelona. Sebelum Pep datang, Mascherano merupakan gelandang bertahan top.
Namun, Pep menggesernya menjadi seorang bek tengah karena banyak alasan. Selain keberadaan Sergio Busquets yang seposisi dengan Mascherano, Pep menilai Mascherano punya kecerdasan taktik tinggi dan lebih bagus ketika bermain sebagai bek tengah.
Contoh lain adalah Phillip Lahm di Bayern Muenchen. Selama bertahun-tahun, Lahm merupakan bek sayap jempolan. Ketika Pep datang, ia melihat Lahm punya kualitas buat dijadikan gelandang sentral.
Ketenangan, dan lagi-lagi kecerdasan taktik, membuat Lahm digeser sebagai gelandang tengah.
"Ia paham permainan ini. Tak semua pemain begitu. Banyak pemain paham posisinya. Philipp bisa bermain di semua posisi. Sepak bola adalah permainan di mana semua orang bergerak, dan Anda harus membuat keputusan dalam waktu kurang dari sedetik apa yang terjadi di posisi Anda dan lingkungan di sekitar Anda. Keputusan yang dibuat Lahm berada di momen yang tepat," kata Pep memuji Lahm.
(Baca juga: Messi Dicap Genius Setelah Gerakan 54 Detik Saat Lawan Sevilla)
Sosok terbaru yang menjadi "korban" inovasi Pep adalah Aymeric Laporte. Laporte dibeli dari Athletic Bilbao pada bursa musim dingin 2018.
Di sepanjang kariernya, Laporte dikenal sebagai bek tengah, bahkan sempat menyandang status wonderkid.
Editor | : | Bagas Reza Murti |
Sumber | : | TalkSport.com, manchestereveningnews.co.uk, Mundodeportivo.com |
Komentar