Pelatih Arsenal, Arsene Wenger, menyatakan bahwa peraturan Financial Fair Play (FFP) dari Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA) kini dikuasai oleh gejolak pasar.
Pemikiran tersebut muncul di benak Wenger karena pelatih asal Prancis itu menilai UEFA seolah tak memiliki kekuatan untuk mengatur kegiatan jual-beli pemain.
Setelah Manchester United membeli Paul Pogba dengan harga yang menjadi rekor dunia, kini total tersebut dilampaui oleh transfer Neymar dan Kylian Mbappe ke Paris Saint-Germain.
Barcelona pun ikut disinggung Wenger karena mendatangkan Ousmane Dembele dengan bayaran besar.
Biaya besar yang dikeluarkan PSG menuai kritik dari para praktisi sepak bola dan UEFA telah menyatakan akan melakukan investigasi meski klub ibu kota Prancis tersebut yakin tidak melanggar aturan FFP.
FFP merupakan membatasi pengeluarkan klub di bursa transfer sesuai dengan pemasukan yang diterimanya.
Meski awalnya Wenger mendukung kebijakan UEFA untuk mencegah pengeluaran sembrono sebuah klub, kini sang pelatih meyakini bahwa FFP sudah mulai usang.
"Saya selalu mendukungnya namun hari ini saya tak yakin bahwa kami bisa mempertahankannya," ujar Wenger.
Wenger mempertanyakan bilamana sepak bola akan sepenuhnya membuka diri sebagai wadah investasi sebab sepak bola telah menjadi olahraga terkuat di dunia.
Dilansir BolaSport.com dari Goal, aturan FFP yang ada dirasa oleh Wenger tidak dihormati oleh beberapa klub.
Pelatih Arsenal itu mempertanyakan pula kemungkinan para investor dari China dan Amerika masuk ke Inggris untuk menanamkan saham mereka.
"Jika tetap ingin menjadi liga terbaik dunia, itu adalah cara yang harus kita tempuh." ucap Wenger.
Pelatih yang telah menukangi Arsenal selama 21 tahun itu merasa tidak yakin bahwa FFP kini cukup kuat untuk dihormati para klub.
Ketika ditanya tentang penghapusan FFP, Wenger memberi jawaban mengejutkan.
"Saya rasa perlu dihapus karena sekarang banyak celah untuk melegalkan transfer pemain meskipun ada FFP," pungkas sang pelatih Arsenal menegaskan.
Editor | : | Aulli Reza Atmam |
Sumber | : | Goal.com |
Komentar