Juventus tak menunggu waktu lama untuk bertengger di puncak klasemen Serie A. Hanya, masih ada isu di pertahanan yang mesti mereka jawab. Salah satu cara menepis hal itu adalah dengan lini depan tajam. Namun, produktivitas tinggi tetap memiliki masalahnya sendiri.
Penulis: Christian Gunawan
Setelah kebobolan dua gol di pertandingan terakhir saat bertandang ke Genoa, isu penurunan kekuatan pertahanan kembali mengemuka.
La Vecchia Signora tak kuasa membendung pendapat bahwa kepergian Leonardo Bonucci berpengaruh terhadap penurunan itu.
Saat mesti menunjukkan ketangguhan di lini belakang, Juventus akan tampil tanpa Giorgio Chiellini.
Bek kawakan itu mengalami cedera betis saat berlatih bersama tim nasional Italia.
Baca Juga: 5 Mantan Striker Tajam Ini Jadi Pelatih Legendaris, Sir Alex Ferguson Salah Satunya
Duet di jantung pertahanan, yang mungkin diisi Andrea Barzagli dan Daniele Rugani, bakal mendapatkan perhatian.
Akan tetapi, walau mengisyaratkan penurunan ketangguhan lini pertahanan, Juventus mempertahankan kefavoritan mereka.
Posisi puncak sudah mereka kuasai kembali.
Salah satu resep bertahannya kemantapan Si Putih-Hitam, yang dapat sekaligus menutup kekurangan di lini belakang, adalah serangan mereka.
Dari dua pekan pertama, Juventus sudah menjadi klub yang paling subur dengan tujuh gol.
Dengan produktivitas tinggi itu, tifosi layak girang.
Juventus masih terlihat sangat berambisi meneruskan dominasi di Serie A.
Paulo Dybala tak pelak menjadi pusat ketajaman itu.
Pengangkatan penyerang Argentina itu menjadi pangeran baru Juventus, yang terlihat dari pemberian nomor punggung keramat 10, tampak beralasan.
Eks pemain Palermo itu mempersembahkan hattrick di laga terakhir Bianconeri kontra Genoa.
Kemenangan itu pun menegaskan bahwa Juve mengandalkan ketajaman barisan penyerangnya.
Genoa unggul dua gol lebih dulu di pekan terakhir itu sebelum kalah 2-4 dari tamunya.
Dybala telah mengemas empat dari tujuh gol Juventus.
Gonzalo Higuain dan Mario Mandzukic, dua pemain depan lainnya yang lebih berpengalaman dibandingkan pemain berusia 23 tahun itu, baru mencetak satu gol.
Para penyerang tajam itu perlu membantu Dybala untuk produksi gol.
Jamuan untuk Chievo pada Sabtu (9/9/2017) dapat menjadi kesempatan bagi para rekan untuk mengurangi beban Dybala.
Sering Menang Juventus berpeluang besar memantapkan diri di pucuk klasemen pada giornata ketiga ini.
Chievo bukan lawan yang sering merepotkan sang juara bertahan.
Bianconeri boleh jadi beruntung hanya bertemu Chievo.
Klub asuhan Rolando Maran itu masih berusaha mencari konsistensi.
Kemenangan Chievo di Udinese berlanjut dengan kekalahan di kandang dari Lazio.
Sejarah juga tampak lebih mendukung Juventus.
Pada 2010/11 dan 2011/12, Chievo sukses menahan imbang Juventus di dua pertemuan pada masing-masing musim.
Pada 2009/10, di depan pendukungnya, Gialloblu mengalahkan raksasa dari Torino itu.
Sejak berpromosi ke Serie A pada 2001/02, itulah satusatunya kemenangan yang dibuat Si Kuning-Biru atas Juventus.
Setelah 2011/12, klub Verona tersebut hanya bisa sekali lagi menahan seri Si Nyonya Besar, yakni dua musim silam di JStadium.
Di laga lainnya, Juventus selalu mengambil angka penuh saat meladeni klub yang juga berjulukan I Mussi Volanti atau Si Keledai Terbang ini.
Baca Juga: Manchester City Vs Liverpool - Kartu Merah, Sadio Mane akan Absen di Tiga Laga Ini
Musim lalu di J-Stadium, Juventus menang dua gol tanpa balas atas Si Kuning- Biru.
Higuain menjadi bintang dengan memborong dwigol itu.
Mandzukic mencetak satu gol pula ketika Si Nyonya Besar mengambil tiga poin penuh dari Marc'Antonio Bentegodi musim lalu.
Dybala juga sudah pernah menjebol gawang Chievo dua musim silam.
Dengan modal penyerang hebat, kecenderungannya tetap sama buat Juventus.
Kekasih Italia itu masih dapat memanfaatkan ketajaman untuk menutupi kelemahan.
Kemenangan akan lebih mudah diraih bila Dybala tak tajam sendirian.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar